CHAPTER III ║ Cantik

2.1K 23 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Dari mana?"

"Saya tadi cuman bawa Ayana buat makan."

"Bukan. Kamu, tinggal dimana?"

"Di perumahan *****, om."

"Kamu ngga satu sekolah kan sama Ayana?"

"Iya, om."

Percakapan itu adalah percakapan antara Angkasa dengan Herman, ayahnya Ayana. Mereka sedang mengobrol di teras rumah Ayana sambil bermain catur.

Ayana membiarkan keduanya di luar mengobrol. Ia berada di dalam rumah bersama ibu dan dua adiknya yang sedang mengerjakan tugas dengan Ayana yang mengawasi mereka. Itu sudah jadi kebiasaannya untuk memastikan adik-adiknya belajar dan mengerjakan tugasnya sebelum tidur, minimalnya.

"Kak, cowo di luar siapa?" Tanya salah satu adiknya Ayana.

"Udah beres?" Bukannya menjawab, Ayana malah menayainya balik perihal tugasnya.

"Ish, orang nanya juga!" Balasnya kesal karena pertanyaannya tidak di jawab dengan semestinya.

"Kerjain aja tugasnya yang bener, terus belajar, ngomong mau masuk SMA favorit!"

"Ayana, Angkasa katanya mau pulang." Itu suara ayahnya.

"Cieee~, izin mau pulang tuh ayangnya!" Goda adiknya yang bernama Anaya, yang sejak tadi mengobrol dengan Ayana.

"Brisik lo!" Balasnya dengan sinis.

Ayana melihat jam yang tergantung di dinding. Ternyata sudah cukup lama ia meninggalkan Angkasa dengan ayahnya. Ayana pun pergi keluar meninggalkan ibu dan adik-adiknya yang masih mengerjakan tugasnya.

"Gimana? Menang?" Tanya Ayana saat melihat pion catur berserakan di atas meja teras.

"Sekali." Jawabnya dengan kekehan.

"Main berapa kali emang?"

"Empat... mungkin?" Karena Ayana sendiri tahu, ayahnya adalah juara catur lomba atau pertandingan yang diadakan di daerahnya. Maka dari itu, pantas jika lelaki itu kalah tiga kali dari empat babak. Setidaknya dia menang satu kali.

Dan beruntung lelaki ini bisa meladeni sikap ayahnya itu. Jika detelah ini, Angkasa tidak lagi terlihat pastinya Ayana tidak akan merasa janggal.

"Pulang sekarang?" Tanya Ayana basa-basi untuk tetap menjaga sopan santunnya pada tamu mencurigakan ini.

"Iya." Katanya sambil mengagguk.

"Ya udah, sana!" Sepertinya Angkasa sedikit terkejut dengan Ayana kali ini.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang