CHAPTER V ║ Tertarik

1.3K 16 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Terakhir kali, berapa rangking lo?"

"Empat."

"Kalo gitu, jelasin materi ini! Gue kurang paham."

Ayana kembali dari kamarnya dengan beberapa buku di bawanya. Ia buka semua bukunya di depan mereka berdua. Angkasa hanya tersenyum, melihat Ayana yang menunggunya menjelaskan materi yang ia minta.

Jika angkasa berada di peringkat yang tinggi, bukankah lelaki itu pintar? Itu yang Ayana pikirkan. Maka kini ia meminta Angkasa untuk menjelaskan apa yang tidak ia pahami.

Angkasa mejelaskan semuanya. Ayana juga menanggapinya dengan seksama. Dengan otak Ayana yang encer, Ayana dapat memahami semua yang dijelaskan Angkasa. Dirinya juga tidak bodoh, Ayana itu pintar. Hanya saja, Ayana kadang sedikit lambat memahami materi yang sedikit rumit.

Setelah memahami semua yang Ayana butuhkan, Ayana mencoba memahaminya kembali untuk mengulas apa yang dijelaskan Angkasa sebelumnya.

"Padahal ngga susah susah amat, kenapa gue puyeng puyeng kek orang bodoh!" Gumam Ayana pada dirinya sendiri.

Sejak kemarin dirinya berusaha memahami rangkaian kalimat-kalimatnya yang menurutnya itu cukup membuat otak pintarnya pusing.

Salah satu kebiasaannya saat tidak memahami meteri dari pelajarannya, itu tidak selesai dengan menonton materi atau tutor di aplikasi vidio. Dirinya harus dijelaskan oleh seseorang langsung agar dirinya bisa memahami hal-hal yang ingin ia tanyakan saat tidak mengerti.

"Makanya, lain kali fokus!" Sahutan dari lelaki itu memang tidak salah, tapi kenapa lelaki ini mengatakan hal seperti itu dengan nada mengejek. Entahlah, Ayana menangkapnya seperti itu

"Ishh... " Ayana memilih meninggalkannya lelaki itu dari pada membalas ucapannya. Bukan meninggalkan dan membiarkannya berada di luar seorang diri. Ayana hanya ingin menyimpan buku dan beberapa barangnya yang ia bawa untuk ia simpan. Dan tak lama Ayana kembali dengan selembar masker terpasang di wajahnya.

"Makasih udah dijelasin. Ini belom terlalu malem, ayo pergi!" Ajaknya pada Angkasa tiba-tiba. "Ayo!" Ajaknya lagi karena lelaki itu hanya diam memandanginya sejak ia mengajaknya. Aneh.

"Kemana? Udah malem." Lelaki itu sepertinya cukup heran dengan sikap Ayana hari ini. Padahal baru beberapa kali bertemu, Ayana sudah berubah menjadi lebih membuka diri padanya. Angkasa tahu, tadi sore Ayana melakukan itu karena merasa tak nyaman dengan sikap teman-temannya. Tapi sekarang, tak ada situasi yang mengharuskan mereka pergi berdua bukan? Dirinya pun tidak meminta itu. Ini cukup membuat Angkasa merasa senang untuk bwberapa saat ke depan.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang