CHAPTER XXXII ║ Taruhan

311 7 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Di dalam sebuah bangunan mewah, seorang gadis tengah berhadapan dengan ayahnya yang tengah duduk di sebuah sofa. Dengan raut wajahnya yang khawatir, gadis itu bertanya tentang seseorang.

"Pah, kenapa Ayana belum pulang?"

"Kamu udah tanya Zio?"

"Udah, tapi kak Zio bilang dia ngga lagi sama Ayana. Kak Zio juga katanya lagi nyari Ayana."

"Kamu uda coba hubungin temennya?"

"Udah, tapi mereka gatau. HP Ayana juga ga aktif."

Percakapan antara anak dan Ayah itu pun membuat beberapa orang di sana kebingungan dengan keberadaan Ayana. Bahkan Adan mengerahkan orang untuk mencari Ayana. Takut terjadi apa-apa dengan anak gadisnya yang entah kini berada dimana itu.

Sedangkan sudut pandang Ayana yang berada di tempat lain tengah merebahkan tubuhnya diatas sebuah sofa di dalam rumahnya.

Ayana tidak pulang ke rumah Adan. Ayana ingin mencoba mengistirahatkan semuanya. Rasanya sudah lama ia meninggalkan rumah ini. Semuanya terasa sepi dan berbeda.

Sebelumnya Ayana membersihkan semua isi rumahnya dengan kesepian di sekitarnya. Rasanya beberapa kenangan kembali teringat di otak Ayana. Tapi sekarang hanya bisa menunggu entah sampai kapan. Ayana tak tahu harus melakukan apa lagi. Hingga ia tertidur di atas sebuah sofa di ruang tamu.

Keesokannya Ayana baru tersadar jika dirinya tudak pulang. Ponselnya juga mati, dirinya tidak membawa charger. Bahkan badannya terasa pegal karena tertidur di atas sofa. Untung saja, hari ini hari libur. Jadi ia tak perlu sibuk untuk pergi ke sekolah.

Ayana pun bersiap untuk kembali pulang ke rumah Adan.

Sesampainya di sana, Ayana langsung mendapat omelan dan beberapa kata yang dikeluarkan oleh orang-orang di sana. Raina juga jadi lebih cerewet dari pada sebelumnya. Ayana pusing mendengar ocehan sahabatnya itu.

Menurutnya, mereka mengkhawatirkan dirinya pasti karena Adan tidak memberitahukan oada mereka dimana posisi Ayana semalam. Tidak mungkin orang seperti Adan tidak mampu menemukannya. Dan mungkin saja, Adan sengaja tidak memberitahukan mereka posisi Ayana untuk memberikan Ayana waktunya.

.

.

.


Pukul tiga sore hari, Ayana dipanggil oleh seorang wanita karena ada seseorang yang menyebut dirinya sebagai kekasih Ayana dan kini orang itu sedang menunggunya di ruang tamu. Ayana tak tahu siapa dia. Ayana juga tidak punya janji dengan orang lain apalagi dia menyebut dirinya sendiri sebagai kekasihnya.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang