CHAPTER XLII ║ Kenneth

276 7 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Benar-benar kacau. Kedua lelaki di sana menatap Ayana berbeda dengan sebelumnya. Kamar yang sudah tak berbentuk. Seorang lelaki terkapar di atas lantai dengan banyak luka di tubuhnya, pecahan kaca dimana-mana, dan Ayana yang terduduk di atas ranjang sambil menunduk.

Eric dan Kenneth hanya bisa menatap dan memperhatikan Ayana dengan seksama. Raina juga memilih untuk menghubungi Adan.

Hingga tak lama, Adan datang bersama Zio dan beberapa orang di belakangnya. Zio langsung membawa Ayana pergi. Hal itu diikuti oleh yang lainnya. Adan, Raina, Eric, dan Kenneth. Sedangkan, beberapa orang yang dibawa Adan membereskan semua kekacauan yang Ayana buat untuk pertama kalinya.

Di sebuah bangunan mewah, Ayana berada bersama yang lain. Bukan rumah Adan ataupun Andra. Ini adalah tempat yang biasa Zio dan Ayana datangi dulu bersama Adan. Bahkan Raina dan dua lelaki yang menjadi sepupunya baru mengetahui tempat ini.

Bukan hanya Zio, Ayana dan Adan. Tapi tempat itu juga dihuni oleh beberapa orang. Orang-orang yang bekerja dengan Adan seperti Zio dulu yang mengisi tempat itu.

Ayana sedang diobati lukanya oleh Giselle dengan orang-orang mengerubunginya. Eric sendiri meringis ngilu saat Ayana diobati. Membuat Ayana sedikit terhibur dengar ekspresinya. Raina dan Zio menatap Ayana khawatir. Sedangkan Adan dan Kenneth menatap Ayana tak percaya.

Setelah selesai, Ayana dibawa ke dalam sebuah kamar oleh Adan dengan Zio, Raina, Eric dan Kenneth mengikutinya di belakang. Ayana sendiri tahu apa yang akan mereka lakukan di sana.

"Jelasin semuanya!" Ucap Adan dengan dingin. Itu cukup membuat Raina meringis takut melihat ekspresi Ayana dan ayahnya itu.

Sesuai perintah Adan. Ayana menjelaskan semuanya. Mulai dari dia yang didekati oleh seorang lelaki. Lalu ia membawanya ke dalam salah satu kamar, dan Ayana melepaskan emosinya pada lelaki itu. Sampai akhirnya Adan dan Zio datang.

Adan sendiri cukup dibuat terkejut. Ayana benar-benar melakukan hal itu. Bahkan kali ini Ayana tidak hanya memukulinya, mereka berkelahi di dalam sana dengan sengit. Ayana benar-benar menghabisi lelaki itu dengan tangannya sendiri.

Raina bersyukur Ayana tak membunuhnya. Ia takut jika Ayana menjadi seperti Ayah dan Opa nya. Ia tidak mau.

Adan dan Zio. Mereka tahu dengan psikis Ayana akhir-akhir ini. Ayana juga beberapa kali mendatangi psikiater bersama Zio. Beberapa kali Ayana tak bisa mengontrol pikirannya. Setelah itu Ayana pasti akan menjadi orang yang berbeda.

Saat Ayana lelah, kesal, dan marah, Ayana akan melampiaskannya dengan membuat dirinya sendiri lelah dengan bergulat atau berolahraga, atau Ayana akan menjadi psikopat kecil yang gila. Dan ini hanya diketahui oleh Adan dan Zio. Bahkan keluarganya sendiri tidak tahu kondisi Ayana. Dan itu sudah biasa bagi Ayana. Ia juga tidak mau keluarganya khawatir jika tahu, atau parahnya marah dan tidak mau menerima Ayana lagi.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang