"Maaf siapa?"
"Angkasa."
.
.
.
Sedikit cerita tentang bagaimana seorang gadis yang memiliki prinsip untuk tidak berhubungan dengan lelaki manapun. Tapi prinsip itu dihancurkan oleh seorang lelaki bernama Angkasa yang berusaha untuk masuk ke dalam h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Hmpfft... Hahahaha!"
Suara tawa yang ditahan, mulai terdengar di telinga Ayana yang hendak pergi dari tempatnya. Ingat kesalahan Ayana yang sempat mumukul lengan seorang lelaki gila?
Kini lelaki itu tengah tertawa, menertawakan Ayana yang sudah kesal setengah mati. Tapi lagi-lagi lelaki itu tertawa dengan terbahak-bahak setelah melihat ekspresi Ayana yang sudah kesal karena dipermainkan.
"..." Sontak Ayana memasang wajah cemberut. Sungguh, ia benar-benar kesal dengan satu lelaki didepannya itu. Jika boleh, ia ingin memukulnya sekali lagi dengan lebih kencang.
"Gue gapapa, tapi gue akui kalo pukulan lo lumayan." Angkasa kembali mengacak rambut Ayana. Dan respon Ayana masih sama, wajahnya memerah belum lagi jantungnya yang mendadak berdisko dan tubuhnya yang menjadi kaku. Ayana kembali dibuat deg-degan oleh Angkasa.
"Anjirrrrrr Rainaaaa Lo Liatttttt!"
"Agrhhh Yuraaaaa manis bangettttt! Lo liat dua anak itu anjir gemes bangetttt!"
Keduanya sama-sama heboh melihat Ayana diperlakukan seperti itu, menggemaskan. Apalagi, Ayana hanya diam menerima itu semua dengan tubuhnya yang kaku. Membuat Raina dan Yura gemas sendiri.
"Angkasa..." Panggil Ayana dengan pelan sambil menunduk.
"Hmm?"
BUGHHH! Lagi-lagi Angkasa mendapat pukulan,kali ini hanya bantalan kursi yang Ayana pakai untuk memukul Angkasa. Bukan lagi tidak sengaja, sekarang Ayana sengaja memuluk lelaki itu. "Lo!"
BUGHHH! Lagi, Angkasa mendapat pukulan dari sebuah benda empuk. Itu tidak sakit, dan dia tahu bagaimana kesalnya gadis di depannya ini. "Lo ngeselin banget sih!" Kesalnya.
"Maaf, lagian lo ternyata lucu kalo udah kesel kaya gitu." Ucap Angkasa sambil mengusap kepala Ayana lagi.
"KYAAAAA!" / "AAAAAA!"
Refleks, Ayana dan Angkasa mengalihkan perhatiannya. Ayana tahu jelas apa itu. Tapi Angkasa malah tak peduli, lagi pula teman Ayana sudah tahu pastinya tentang dirinya dan Ayana.
"Masih mau di sini? Mau malem loh." Tanya Angkasa, karena sekarang ia tahu jam malamnya Ayana.
"Oh iya."
"Gue tunggu di sini."
"Gue keatas dulu."
Setelah itu, Ayana pergi naik ke kamar Raina untuk mengambil tas dan barangnya. Saat memasuki kamarnya Raina, Ayana melihat dua temannya tengah duduk seolah mengobrol anteng.