"Maaf siapa?"
"Angkasa."
.
.
.
Sedikit cerita tentang bagaimana seorang gadis yang memiliki prinsip untuk tidak berhubungan dengan lelaki manapun. Tapi prinsip itu dihancurkan oleh seorang lelaki bernama Angkasa yang berusaha untuk masuk ke dalam h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Hati-hati bawa mobilnya, kak!"
Sesuai keinginan Ayana sebelumnya, sekarang Angkasa sudah siap untuk mengantar Ayana pulang kembali ke rumahnya. Dan jangan lupakan seorang anak kecil yang sejak tadi menempel pada Ayana juga.
"Iya, Bun."
"Bunda, om, Ayana pamit dulu. Makasih udah undag Ayana." Temtu untuk menjaga sopan santunnya Ayana harus berpamitan dan berterimakasih pada pemilik rumah serta acara yang telah mengundang Ayana bukan?
"Oh iya, hati-hati." Sahut Brian, menerima uluran tangan Ayana untuk menyaliminya dan dilanjut dengn Sira berucap, "Lain kali main lagi ke sini." Setelah itu, Ayana pergi keluar dengan Angkasa yang menggendong Bulan.
"Bun, anak kamu kaku banget mau deketin cewe doang." Brian melihat dan mengerti bagaimana tingkah lau anaknya tadi. Tapi lihatlah sikap antara ayah dan anak itu, mereka sama-sama jahil.
"Emang kenapa?" Sira tidak tahu tentunya, karena daat itu semua berlangsung istrinya ini sedang berduaan bersama anak bungsunya.
"Masa ngasih pinjem jaket aja dia sok cool gitu. Mana waktu jaketnya dipake Ayana, Ayana kelelep. Jaket dia gede banget di pake Ayana. Liat gitu, mukanya langsung merah sampe telinga." Sejak dua anak remaja tadi pergi, tak henti-henti Brian cekikikan menertawakan tingkah anak sulungnya.
"Udah sih, jail terus!"
.
.
.
Sekarang Ayana berada di dalam sebuah mobil bersama Angkasa dan Bulan. Ayana dan Angkasa sama-sama diam, terus mendengarkan celotehan Bulan. Lalu Bulan membisikan sesuatu pada Ayana saat berada di perhentian lampu merah.
"Kak Aya, Ulan mau jajan di sana." Setelah membisikan itu, Bulan langsung menatap minimarket yang tak jauh dari tempatnya berhenti, lalu menatap Ayana. Ayana bisa melihatnya, minimarket yang letaknya diseberang perempatan sana.
"Coba Bulan ngomong sama kakak." Balas Ayana, ikut berbisik juga.
Lihatlah, setelah mendengar bisikan dari Ayana, anak kecil itu langsung menatap kakaknya dengan wajah sungkan. "Ulan takut kakak ndak bolehin." Bisiknya lagi pada Ayana.
"Kalian bisik-bisik ngapain, hmm?" Tanya Angkasa yang sejak tadi memperhatikan dua perempuan di sampingnya. Padahal tanpa bertanya pun, Angkasa tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Nyatanya, percakapan mereka tidak sepelan itu untuk tidak didengar oleh Angkasa.