CHAPTER XXXIX ║ Siapa

264 8 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Setelah Adan memperkenalkan rekan bisnisnya, Ayana kini berada dilain tempat lagi. Andra dan Adan menyuruh Ayana untuk menemani Austin berjalan-jalan menyusuri bangunan mewah itu.

Satu hal yang Ayana syukuri dan Nazero benci. Mereka akhirnya berpisah karena Nazero harus pergi untuk mengurus pekerjaannya yang mendadak.

Sebenarnya, yang menyetujui perjodohan itu hanya Opa nya dan Nazero sendiri. Andra dan Adan tidak menyetujuinya karena mereka tahu, Nazero bukanlah pria baik-baik. Mereka tahu pekerjaan Nazero selain pemilik sebuah Group. Andra dan Adan hanya mengiyakan perintah Ayahnya dan itu juga memang berguna untuk keselamatan Ayana.

Ayana merasa lega dan kesal. Ia akhirnya bisa terbebas dari lelaki bernama Nazero. Tapi ia malah terjebak dengan lelaki lain bernama Austin. Bahkan kedua lelaki itu memiliki sikap yang mirip. Lelaki bernama Austin itu, sekarang sedang berjalan di samping Ayana sambil menatapinya.

Ayana tahu itu. Sejak tadi ia menyuruhnya untuk tidak menatapnya seperti itu, tapi itu tidak dihiraukan oleh lelaki itu. Merasa dirinya kembali mendatangi tempatnya tadi bersama Nazero, Ayana mendudukan dirinya di kursi yang ia tempati tadi bersama Nazero.

"Capek?" Taya Austin.

"Ngga." Jawab Ayana seadanya.

Keduanya kembali diam. Merasa wajahnya terus mendapat tatapan dari lelaki disampingnya, Ayana menolehkan wajahnya. Melihat lelaki itu benar-benar menatapnya, membuat Ayana menaikan sebelah alisnya.

"Kamu ngga berubah."

Ayana sedikit heran. Apakah lelaki itu berasal dari luar negeri seperti Nazero? Pasalnya, lelaki itu menggunakan kata 'kamu'. Atau apakah mereka sedekat itu? Apalagi lelaki itu berkata seolah mereka memang kenal dekat. Lagi-lagi Ayana menaikan alisnya seolah tak mengerti maksudnya.

"Hmpfft... Aku seneng kamu ngga nangis lagi. Tapi kayanya kamu lupa."

"Lo siapa?" Tanya Ayana tanpa basa-basi. Bahkan wajahnya menunjukan ketidaksukaannya mendengar perkataan Austin.

"Berapa kali kita ketemu, ya...?" Bukannya menjawab pertanyaan Ayana, Austin malah bertanya balik pda Ayana sambil menatap langit seolah berpikir keras.

"..."

"Ulang tahun anaknya om Adan. Waktu itu hujan, dengan gampangnya kamu narik perhatian aku waktu itu. Aku juga sempet nganterin kamu pulang ke rumah om Adan. Terus ulang tahun Opa kamu. Kita sempet ketemu juga. Dan... Sekarang. Berarti dua kali, dan ini kali ke tiga kita ngobrol."

"Lo-"

Usapan dikepalanya membuat Ayana menghentikan perkataannya. Sepersekian detik Ayana tersadar. Ia langsung menepisnya dan memandangnya tak suka.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang