CHAPTER XXXVIII ║⁠ Berubah

284 8 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Malam dimana acara penyambutan kembalinya Andra, tengah berlangsung. Sangat banyak tamu-tamu serta para wartawan yang datang. Tempat dimana acaranya itu berlangsung terlihat penuh dengan orang-orang yang saling mengobrol satu sama lain.

Hubungan Ayana dan Anaya masih belum kembali seperti semula. Orang tuanya juga tidak mempermasalahkan hal itu. Andra yakin jika anak-anak sudah dewasa untuk menyelesaikan hal itu.

Hampir setengah dari keluarga teman sekelas Ayana datang. Mereka berkumpul di satu titik. Ayana tidak ikut bergabung, bahkan dirinya belum bertemu dengan teman-temannya. Ayana sejak tadi tidak bersama dengan keluarganya.

Ia duduk di luar menikmari angin dingin di malam hari. Dengan Nazero yang menemaninya karena sejak tadi dia terus mengikuti Ayana. Di dalam terlalu banyak wartawan dan kamera. Ayana menghindari itu karena ia sedikit tidak menyukai kamera.

Tiba-tiba Ayana terpikirkan tentang Nazero, lelaki di sebelahnya. Ayana masih bingung dengan lelaki itu. Sangat tidak jelas. Bahkan saat Opa memberi tahu pada semua orang bahwa Ayana dan Nazero sudah dijodohkan, para wartawan langsung mengerubunginya saat selesai.

Mereka bertanya tentang hal-hal yang Ayana pikirkan sekarang, pertanyaannya aneh. Mereka bertanya alasan mereka berdua dijodohkan. Mereka bertanya tentang sejak kapan Nazero mendekati seorang perempuan. Bahkan mereka bertanya tentang rumor Nazero yang entah itu benar atau tidak. Ayana tidak tahu dengan itu semua, Ayana tidak mengerti.

Ayana tidak mengerti kenapa mereka menanyakan hal itu. Bukankah tidak mungkin lelaki seperti Nazero tidak pernah mendekati seorang perempuan. Melihat sikap Nazero terhadapnya membuat Ayana berpikir tentang hal yang berbeda dengan pertanyaan yang para wartawan itu tanyakan.

Ayana menoleh untuk menatap Nazero. Tapi ia malah menjadi canggung sendiri. Lelaki itu sama-sama sedang menatapnya. Ayana tidak sadar. Tatapannya itu, Ayana mengenalnya. Ia merasa dejavu dengan situasinya sekarang.

"Kenapa?"

"Aku mau nanya. Kenapa mereka... Bilang rumor tentang kamu, ada rumor apa...?" Tanya Ayana pelan-pelan. Ia sedikit penasaran dengan itu semua.

"Ga usah kamu peduliin."

"Aku penasaran."

"Kamu percaya saya penyuka sesama jenis?"

"Ngga. Tapi kalo itu benar, mungkin bisa percaya. Jadi rumor itu..."

"Iya. Karna saya tidak pernah berhubungan dengan perempuan selain kamu."

"Aku yang pertama?" Tanya Ayana.

"Iya."

'Ahhh, yang pertama. Bagus sih, tapi...' Katanya didalam batin.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang