CHAPTER VII ║ Emosi

971 22 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Ada Ayana?"

"Ayana ada yang nyariin lo!"

Ayana yang sedang membereskan buku-buku serta beberapa barangnya langsung menoleh ke arah sumber suara. Seorang lelaki berdiri di depan pintu kelasnya. Ayana sendiri tak tahu siapa dia. Dengan santai, Ayana pun langsung menghampiri seseorang yang memanggilnya itu.

"Ada apa?" Tanya Ayana pada lelaki yang entah siapa dia, Ayana tidak mengenalnya.

"Ada yang nungguin lo di gerbang. Katanya nyuruh lo ke depan. Gue cuman disuruh sampein itu sama lo."

Ayana mengangguk tanda mengerti dengan ap yang di ucapkan lelaki itu. Tentu setelah itu, lelaki tadi langsung pergi setelah mengatakan pesan itu pada Ayana. Ayana dibuat sedikit berpikir. Siapa yang menunggunya di gerbang sekolah. Jika memang anak sekolahnya mungkin, akan langsung datang ke kelasnya. Berarti itu bukan dari sekolahnya, kan? Ayana berpikir itu adalah Raina.

Ayana sedikit mempercepat membereskan barangnya. Ia langsung pergi ke gerbang sekolahnya untuk menemui orang yang mencarinya.

Pesan itu Ayana lihat bersamaan dengan terlihatnya seorang lelaki tengah terduduk santai di atas motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan itu Ayana lihat bersamaan dengan terlihatnya seorang lelaki tengah terduduk santai di atas motor. Dan itu telah menjadi santapan para siswi yang nerjalan melewati gerbang. Ayana langsung mengenali siapa lelaki itu.

Saat sadar dengan kedatangan Ayana, lelaki itu melambaikan tangannya menyuruh Ayana untuk menghampirinya.

"Raina nyuruh gue jemput lo ke cafe *****, ada apa?" Tanyanya. Mungkin lelaki itu juga tidak tahu kenapa dirinya harus berada di tempatnya sekarang. Ayana langsung memperlihatkan pesan dari Raina tadi untuk menjawab pertanyaan lelaki itu.

"Ayana, hai!" Itu sapaan dari teman sekolahnya. Temannya itu menyapa Ayana sambil menatapnya tersenyum menggoda dengan alis yang dia naik-naikan. Ayana mengerti maksud mereka. "A-ahh, hai!" Tentunya balasan Ayana sedikit kikuk karena menahan malunya.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang