"Maaf siapa?"
"Angkasa."
.
.
.
Sedikit cerita tentang bagaimana seorang gadis yang memiliki prinsip untuk tidak berhubungan dengan lelaki manapun. Tapi prinsip itu dihancurkan oleh seorang lelaki bernama Angkasa yang berusaha untuk masuk ke dalam h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Sesudah mendapatkan semuanya, Ayana langsung membayarnya di kasir. Lalu kembali ke dalam mobil. Ayana sedikit teringat sikapnya tadi pada lelaki di sampingnya ini. Mungkin Ayana terlalu kasar.
"Fi, nanti ke cafe bentar dong kalo lewat." Pinta Ayana. Dan langsung berhenti saat ada cafe yang mereka lewati.
Ayana pergi keluar sendiri dan kembali tak lama dengan dua gelas kopi di tangannya. Ia memberikan salah satunya pada lelaki di sebelahnya.
"Lo beneran ga mau terima gue?" Tanyanya lagi-lagi.
"Ngga."
"Kenapa?"
"Lo tau sendiri jawabannya apa."
"Kalo lo sendiri, lo mau terima gue?"
"Ngga."
Percuma Ayana merasa bersalah jika tetap keras padanya. Aneh.
Dulu, Ayana pernah menyimpan rasa pada lelaki di sampingnya ini. Ayana sendiri pernah bercerita pada Angkasa waktu itu. Tapi saat tahu bagaimana sikap, perilaku, pola pikir, dan cara penyelesaian emosinya, Ayana tak lagi menyimpan rasanya untuk lelaki itu. Ditambah lelaki itu sudah beberapa kali mempunyai hubungan yang tak baik dengan beberapa perempuan sebelumnya. Sebut saja lelaki ini cukup terkenal di kalangan perempuan di sekolahnya.
.
.
.
Sesampainya di villa, Raffi langsung masuk sambil membawa belanjaannya dan meninggalkan Ayana. Bahkan saat Ayana masuk, lelaki itu langsung pergi ke kamarnya. Membuat beberapa orang menatapnya dan Ayana bergantian.
"Dia kenapa, Na?" Tanya Fani.
"Biarin aja." Ayana tidak mau meladeni lelaki itu atau membahas percakapannya tadi di mobil. Dirinya sudah cukup lelah dengan manusia berjenis lelaki.
"Berantem?" Tebak Karin. Tapi hanya Ayana respon dengan mengendikan bahu.
Padahal dulu Ayana tidak pernah berpikir dirinya akan mendapatkan beberapa pernyataan dari lelaki-lelaki di sekitarnya. Dulu dirinya saja tidak berpikir dirinya akan hidup dengan banyak lelaki merepotkan seperti sekarang.
Malamnya, Ayana dan teman-temannya melakukan hal yang biasa. Mengobrol sampai larut. Sampai akhirnya mereka berakhir di kamar mereka masing-masing. Entah apa yang mereka lakukan di kamar lain, Ayana tidak tahu.
Jam 2 pagi, Ayana terbangun karena tidak bisa tidur kembali setelah kembali dari toilet. Ia memilih untuk mengambil air di dapur untuk ia minum. Kebetulan Ayana melihat satu ruangan yang dilengkapi beberapa alat olahraga seperti samsak tinju, treadmill, dan alat olahraga lainnya. Ayana masuk ke dalam sana. Ayana mencoba memakai treadmill untuk pemanasan. Beruntung pakaian Ayana cukup mendukung untuk ia pakai berolahraga saat ini.