CHAPTER LVIII ║⁠ Confess

353 8 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

BRAKKK!

Ayana menutup pintu dengan kasar. Bahkan mungkin orang-orang yang berjaga di luar ikut terkejut. Nazero, Angkasa dan Raina yang berada di dalam sana juga ikut terkejut. Lebih tepatnya terkejut karena sikap Ayana yang berbeda. Atau mungkin kembali muncul.

"LO LIAT! KARNA LO NGGA NGIKUTIN UCAPAN GUE , SEMUANYA BERANTAKAN!" Teriakan itu Ayana berikan untuk Raina dan Angkasa.

Sebelum Ayana pergi meninggalkan Angkasa, Ayana berpesan untuk diam di dalam sini dan menghampirinya nanti jika ia tidak kembali dalam 5 menit. 

Raina masih berdiri saat menunggu Ayana akan mengatakan apa lagi, Angkasa duduk di sofa depan televisi, dan Nazero berdiri bersandar pada dinding menonton pertunjukan menarik. Angkasa dan Raina hanya diam menyesali keputusannya.

"Lo puas bikin adek lo nangis-nangis?!"

"Karna lo dateng, gue harus nembak dia buat nolongin lo. Lo kira dengan lo datang, itu bisa bantu gue?!" Angkasa hanya diam menyesali keputusannya tadi. Dan Raina mulai membuka suara.

"Ayana-"

"Harusnya lo kasih tau gue kalo lo mau pergi. Gue ga mau marahin lo, tapi gue udah marah sama lo. Gue juga ga akan ngelarang lo buat pergi."

Raina hanya diam. Memang itu salahnya karena meninggalkan Bulan tanpa bicara pada Ayana terlebih dahulu. Mereka semua diam setelah Ayana menyuarakan perasaannya pada Raina.

"Kalian semua duduk. Marah juga tidak akan ada gunanya sekarang." Nazero.

"Raina, kamu tau masalah Ayana dengan Austin, bukan? Dan anda Tuan Adhisam, anda masih ingat kejadian anda beberapa hari lalu? Itu semua karna obsesi lelaki itu pada Ayana. Karna anda kembali masuk ke dalam hidup Ayana, anda jadi mengalami hal itu. Kejadian hari ini juga, karna obsesinya yang tidak terpenuhi, lelaki itu melampiaskannya pada adik anda. Anda harusnya mengerti jika Ayana marah kepada anda."

Perkataan Nazero cukup untuk menjelaskan situasi sekarang ini. Ayana sedikit bersyukur dengan keberadaan Nazero sekarang. Ayana diam dan memejamkan mata berharap emosinya redam.

"Ayana, gue minta maaf." Raina menggenggam tangan Ayana dan menggoyang-goyangkannya.

"Iya. Maafin gue karna tadi udah marah-marah. Gue ingetin sekali lagi, semua yang gue ucapin itu buat kebaikan kalian sendiri. Ga akan kaya gini kalo kalian nurut." Sampai beberapa saat, Ayana hanya diam menenangkan pikirannya tanpa sadar sesuatu terjadi.

"Saya nanti minta sama Papah buat jagain kalian. Saya pergi dulu." Ayana beranjak dari tempat dan diikuti Nazero.

"Kemana?" Tanya Raina.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang