CHAPTER XXI ║ Voice Over

394 7 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Sa, ngapain si kita ke bukit pagi-pagi?!"

Sekarang keempat remaja itu sedang berada di sebuah villa milik orang tuanya Raja- kekasih Raina. Tenang saja, villa itu ada yang menjaganya. Jadi tidak perlu khawatir jika para remaja itu berbuat hal aneh. Villa nya juga hanya villa sederhana. Jika Raina adalah anak seorang konglomerat, maka keluarga Raja lebih lebih dari itu. Karena apa? Raina mau mempunyai pacar yang bisa lebih segalanya dari dirinya sendiri. Sebut saja Raina matre. Tapi jika mendengar penjelasannya, pasti tidak akan lagi berpikiran seperti itu.

"Mau ngadem." Jawab Angkasa asal.

"Kalian ga akan macem-macem kan? Awas aja gue aduin Ayana!" Tanya Raina lagi. Sebenarnya Raina sedikit was-was karena berada di tempat asing dengan dua orang lelaki. Bahkan sekarang Raina bersembunyi dibelakang tubuh Ayana sambil memeluk lengan Ayana.

Pasti Raina merasa was-was jika dirinya dibawa oleh dua lelaki ke tempat yang cukup jauh dari rumahnya. Belum lagi tempatnya merupakan tempat yang sedikit terpencil. Ia takut jika sesuatu terjadi padanya dan Ayana.

Sedekat dekatnya Raina dengan Raja, Raina tidak pernah melakukan skin ship yang berlebihan. Hanya berpelukan dan berpegangan tangan menurutnya itu cukup.

Tapi sekarang, tempat dan suasananya berbeda. Ia takut jika ada setan membisikan sesuatu pada dua lelaki itu dan melakukan hal-hal yang menurutnya menyeramkan.

"Non, tenang aja. Kalo macem-macem biar mbok aja yang hajar mereka." Kata seorang wanita tua yang muncul membuka pintu.

"Ini mbok Asti, yang sering jagain villa ini." Raja memperkenalkan wanita tua itu. Refleks Ayana sedikit menundukan kepalanya untuk pengganti salam dan di respon baik oleh mbok Asti.

"Di ajak masuk dulu Den, temen-temennya kasian." Titah mbok Asti. Dan Raja pun langsung membawa teman-temannya masuk. Semuanya duduk di sebuah sofa yang sudah ada di sana. Mereka langsung menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa untuk membuang rasa lelahnya setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh sebenarnya.

"Mbok bikinin minuman dulu, ya."

"Ngga usah mbok, nanti kita bikin sendiri aja." Ujar Raja.

"Sebenernya kita ke sini mau ngapain si? Masa cuman ngadem. Kan bisa jalan-jalan deket-deket rumah gitu." Kata Raina ingin tahu tujuan Angkasa sebenarnya.

"Kapan lagi kan main. Dulu bukannya kamu pengen double date?" Tanya Raja mencari alasan.

"Ya tapi kan bukan ke villa juga." Raina kesal dengan jawaban yang Raja berikan. Itu bukanlah jawabannya. Raina ingin tahu, apa alasan dua lelaki itu membawanya kemari. Raina kenal dengan Raja. Dia bukan lelaki yang mau-mau melakukan sesuatu yang merepotkan apalagi direpotkan oleh temannya.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang