CHAPTER LVI ║⁠ Manja

443 7 0
                                        

HAPPY READING ♡
• • •

HAPPY READING ♡• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

"Ayana, siapa ini?" Tanya Fridzy saat melihat Ayana masuk ke unit Raina dengan seorang lelaki yang di papah oleh Ayana sendiri dan membaringkannya di kamar kosong milik Raina.

"Obatin dia!" Ayana mendudukan tubuhnya di sofa. Cukup berat bobot tubuh lelaki itu hingga membuat Ayana tumbang. Setelah selesai, Fridzy dan Ayana mengobrol di ruang tengah.

"Siapa?" Tanya Fridzy lagi menanyakan siapa lelaki yang dibawa sepupunya ini.

"Angkasa, kakanya Bulan." Fridzy hanya menganggukan kepalanya tak heran. Fridzy tahu hubungan Ayana dengan lelaki yang ia obati. Hanya saja, Fridzy memang belum pernah melihat sosoknya.

"Dimana dia sampe kaya gitu?" Fridzy berpikir, kondisi lelaki ini sekarang adalah akibat perbuatan seseorang. Dan jawaban Ayana, itu menjawab semua pertanyaannya.

"Jauh dari sini."

"Siapa?"

"Austin."

Fridzy semakin mengerti kenapa Angkasa seperti itu sekarang. Untung keadaannya memanh tidak parah, jadi Fridzy tak perlu membawanya ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan yang lebih serius.

"Gue balik ke rumah sakit. Lo jangan lupa ganti baju." Katanya setelah melihat kondisi Ayana. 

Fridzy pergi setelah mengatakan itu dan langsung meninggalkan Ayana. Ayana bangkit dari duduknya dan pergi ke apartemen miliknya. Ia melihat Raina dan Bulan sedang menonton film dengan ditemani sepiring cookies yang mereka buat.

Ayana memasuki kamarnya dan mengganti bajunya dengan pakaian yang lebih baik. Ia kembali keluar dari kamar mandi dan berpapasan dengan Bulan di dalam kamarnya.

"Ah, maaf. Tadi aku mau ambil HP."

"Iya gapapa."

Ayana dan Bulan keluar bersamaan. Melihat ekspresi Raina, Ayana mengerti.

"Kak Aya udah ketemu sama kakak belum?" Ayana mengabaikannya. Ia membawa tasnya dari ruang kerjanya.

"Raina, gue harus pergi lagi. Gue titip Bulan."

Ayana langsung keluar dan kembali masuk ke dalam apartemen unit Raina. Ia keluarkan laptop-nya dan ponsel miliknya. Pertama yang Ayana lakukan saat membuka ponselnya adalah memesan makanan. Lqlu ia menghubungi seseorang.

"Papah, Ayana mau minta tolong sama papah sekarang." Lirihnya di dalam telepon.

.

.

.

Tengah malam, sebuah pintu terbuka. Menampilkan seorang laki-laki tinggi yang menghampirinya. Ayana menutup laptopnya dan menatap lelaki yang sama-sama menatapnya.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang