CHAPTER XXX ║ Familiar

310 9 0
                                        

HAPPY READING ♡

• • •
.

.

.

"Kak Zio, maaf. Padahal aku sendiri yang nyuruh kakak buat ngga ngomongin ini sama Raina atau Bunda. Tapi malah aku yang ngomong sendiri." Dengan penampilan Ayana yang rapih sekarang, Ayana terlihat sedikit lebih baik. Ayana menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil dan menutup matanya.

"Gapapa. Kakak ga masalah soal itu. Lagi pula, hidup kakak gak akan berubah cuman karna kamu ngomongin hal itu sama Raina, atau sama Bu Rosa juga." Jawab Zio dengan santai.

Dirinya sebanrnya tidak masalah jika mereka mengetahui hal seperti itu tentang dirinya. Tapi sepertinya Ayana lah, yang berharap jika Raina atau Rosa tidak mengetahuinya. Dan menurut Zio, dengan mereka mengetahui hal itu saja, sebenarnya itu sedikit merepotkan karena dirinya atau Ayana harus menjelaskan sesuatu nanti pada mereka.

"Aku gatau harus gimana nanti hadapin bunda sama Raina. Kakak sendiri liat kan, mereka kaget banget denger aku ngomong gitu? Belum lagi papah udah duluan bicara, mau ga mau aku harus ngomong, kan?" Sekarang Ayana menatap Zio yang sedang menyetir. Terlihat dari tatapan mata Ayana, sekarang ia merasa sangat frustasi dengan hal itu.

"Kamu tenang aja. Mereka ga akan ngebebanin kamu." Zio kenal dengan keluarga Adan bukan hanya satu atau dua tahun. Mereka sudah kenal dekat sejak dulu, dirinya yakin Rosa dan Raina tidak akan membebani Ayana. Dan Zio berharap, Ayana tidak perlu mengkhawatirkannya hal-hal yang tidak-tidak.

"Ahhh... Kayanya riasan aku rusak, padahal belum selesai." Ucapnya pada diri sendiri.

Ayana membuka tasnya yang sengaja ia bawa karena sebelumnya ia belum menyelesaikan riasannya sebab dirinya sedikit telat tadi. Tapi malah betul-betul telat karena sebuah masalah datang. Ayana pun menyelesaikan riasannya. Tidak tebal, hanya memakai yang memang perlu dipakai untuk acara tersebut.

Acaranya mewah. Ayana melihat banyak sekali orang-orang berlalu lalang setelah sampai ditempat tujuannya. Tangannya menggandeng tangan Zio. Seperti ingin menyebrang.

"Nih, yang dari tadi di tungguin! Akhirnya dateng juga."

"Sorry, tadi ada sedikit urusan." Kata Zio setelah mereka berdua sampai di antara teman-teman Zio.

"Siapa nih? Kenalin dong." Tanya salah satu teman Zio dengan sedikit nada jahil.

"ZIO! Kamu baru dateng?" Teriakan itu berasal dari suara perempuan yang datang menghampirinya dan langsung memeluk lengan Zio.

"Iya." Balas Zio seadanya.

"Lo temuin dulu si Daniel sana!" Kata teman Zio.

"Aku ikut kamu, ya Zio." Perempuan itu terus bergelayut di lengan Zio. Membuat kaki Ayana gatal ingin menendangnya. Ayana yakin, dia bukanlah kekasih Zio.

AYANA' [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang