"Maaf siapa?"
"Angkasa."
.
.
.
Sedikit cerita tentang bagaimana seorang gadis yang memiliki prinsip untuk tidak berhubungan dengan lelaki manapun. Tapi prinsip itu dihancurkan oleh seorang lelaki bernama Angkasa yang berusaha untuk masuk ke dalam h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Sejak kejadian dimana Ayana terpeleset dan berakhir dengan dicekal oleh Angkasa, membuat Ayana sekarang sering ditatapi oleh beberapa orang di sana.
Kenapa dirinya benar-benar ceroboh. Kenapa dirinya tidak melihat genangan air di sana. Dan kenapa dirinya harus terpeleset. Itu adalah kenangan buruk bagi Ayana yang mungkin sedikit sulit untuk dilupakan.
Sungguh, Ayana ingin menghilang saja dari tempatnya sekarang. Bahkan Raina dan Yura ikut menggoda Ayana terus hingga pertandingan mereka selesai.
"Pulang sama siapa?"
"Sama Raina lagi mungkin. Atau sendiri."
"Kenapa?"
"Hah?"
Tak! Akhirnya Ayana menatap wajah Angkasa. Sejak Angkasa mengajaknya berbicara, Ayana terus memalingkan wajahnya seolah tak mau menatap Angkasa. Padahal Angkasa tahu, Ayana bukan orang seperti itu. Ayana akan menatap mata lawannya saat berbicara, dan mungkin beberapa saat akan teralihkan oleh suasana hatinya. Tapi sekarang? Ayana benar-benar menghindari tatapannya.
"Kenapa ngehindar terus?"
"Ngehindar gimana, aku di sini." Entah karena masih merasa malu atas kejadian sebelumnya atau apa, tiba-tiba Ayana merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Apa ini? Di saat dirinya tertangkap menatap Angkasa, rasanya ada sesuatu yang menggelikan.
Hanya dengan sentuhan kecil dan beberapa kejadian tak mengenakan terjadi di tempat umum, Ayana langsung merasa aneh dengan dirinya sendiri. Bukankah ini aneh?
Mungkin dalam masalah pola pikir, Ayana memang pintar dalam memahami masalah. Tapi sebenarnya Ayana ini sangat bodoh untuk memahami masalah hatinya. Dia paham akan masalah tersebut, tapi Ayana terus berlari seakan menghindari hal-hal seperti itu terjadi.
"Mata kamu. Kenapa ngehindar terus?"
"Aku yakin, kamu tau alesannya." Jawab Ayana sedikit jengkel.
"Aku ga tau, Ay." Kata Angkasa jujur.
"Malu Asa! Temen-temen kamu dari tadi liatin ke sini terus." Sekarang Ayana malah menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh tinggi Angkasa.
Ayana benar-benar berubah. Ini bukanlah dirinya. Ayana selalu melawan semua tatapan yang biasanya dilayangkan padanya. Tapi kali ini, Ayana bersembunyi di balik tubuh besar Angkasa. Menghindari tatapan tatapan menggoda dari beberapa orang di belakang Angkasa.
"Hmpfft... Biarin. Pulang sama aku aja. Raina pasti ikut sama Raja buat ikut acara penutupan."
Tim basket Angkasa memenangkan juara pertama. Tentu hal itu harus dirayakan. Tapi apa maksud perkataannya? Apakah lelaki ini tidak akan mengikuti acara tersebut hanya karenanya? Ayana menikirkan hal itu. Memang terdengar narsis sifat Ayana ini jika dilihat-lihat lagi.