"Maaf siapa?"
"Angkasa."
.
.
.
Sedikit cerita tentang bagaimana seorang gadis yang memiliki prinsip untuk tidak berhubungan dengan lelaki manapun. Tapi prinsip itu dihancurkan oleh seorang lelaki bernama Angkasa yang berusaha untuk masuk ke dalam h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Jadi lo pacaran sama Raja karna dia kaya, yah? Kasian banget gue sama cowo lo. Dipacarin cuma karna hartanya doang." Ayana sekarang mulai menahan tawanya di dalan mulutnya, membuat teman-temannya di sana menatapnya tak mengerti.
"Itu realistis sih menurut gue. Lagian cewe mana sih, yang mau dibawa sengsara. Dan... Kayanya gue lebih kasian sama lo deh. Gue mau langsung cabut aja, Ayana juga ga akan suka punya temen kaya lo!" Hanya itu yang terdengar dan rekaman suara itu habis.
"Hmpfft... Hahahaha... Ya ampun Raina ternyata akhirnya lo yang nyabut topeng dia? Hmpfft... Ya ampun, akhirnya dia sendiri yang buka kelakuannya... " Itu respon yang di dapat Raina setelah melihat Ayana yang mendengarkan rekaman tadi. Tertawa puas, tapi itu menjijikan.
"Jadi... Lo tau...?" Tanya Ayana bingung. Bahkan Angkasa dan Raja terlihat memasang wajah kebingungan. Mereka bertiga pasti tak menyangka dengan sikap Ayana yang sekarang ini.
Gila. Pasti itu yang ada di pikiran mereka.
Melihat wajah keterkejutan ketiga orang itu pun membuat Ayana menahan tawanya hingga mengeluarkan air mata. Respon yang mereka berikan sesuai dengan apa yang ada di pikiran Ayana.
Mungkin Angkasa yang lebih terkejut saat ini. Semalam Ayana bilang, dirinya merasa bingung karena tidak bisa menghubunyi Yura dan tidak mendapat kabar Yura. Ayana berbohong dan dalam waktu selamam, semuanya langsung dibongkar oleh dirinya sendiri. Angkasa merasa tidak menyangka dengan sifat asli Ayana sekarang. Berpura-pura tidak tahu, padahal tahu hal sebenarnya. Katanya bersikap seperti itu menyenangkan. Dan melihat Ayana tertawa, mungkin itu benar. Apakah semenyenangkan itu membohongi orang-orang?
"Ayana?" Panggil Raina, masih dengan rasa kebingungannya.
"Hahhh... Akhirnya gue ga perlu pura-pura ga tau lagi kan sekarang? Cape banget ngikutin permainan orang kaya gini." Perkataan itu membuat ketiganya menegakan tubuh mereka.
"Ayana... Lo bikin gue takut..." Raina sepertinya benar-benar terkejut, sampai-sampai dia menjauhkan tubuhnya.
"Hhhh... Raina maaf kalo gue terkesan gila kaya gini. Tapi lo beneran ga sadar dia pernah deketin pacar lo?" Sekarang terlihat Ayana yang berbeda. Terlihat raut wajah yang lebih dingin dan kesenangan yang tidak di perlihatkan secara langsung.
"Lo serius? Lo ga ngasih tu hal kaya gini gue gue?"
"Ngga. Karna gue tau, lo ga akan putus sama Raja karna dia."
"Raina..." Suara itu. Raja. Ia menatap Raina dengan penuh kekecewaan.
"Raj-"
"Raja, sorry kalo gue kesannya malah jadi ikut campur. Tapi soal ucapan Raina di rekaman tadi, itu bohong. Bukan gue mau belain dia, tapi raina ga kaya gitu. Kriterianya Raina emang mau dapet cowo yang lebih dari dirinya sendiri. Lo pasti tau kan, kalo cewe ga mau di bawa hidup sengsara. Tapi lo juga tenang aja, dia ngga pacaran karena materi. Dia aja tau lo kaya setelah tiga bulan pacaran, kan. Jadi lo tenang aja. Dan itu cuman kriteria, bukan alesan dia pacaran sama lo. Kalo ga percaya, lo inget-inget aja. Emang pernah selama ini dia minta-minta sama lo? Malah katanya beli apa-apa juga kadang split bill. Jadi gue mohon, buat kali ini. Pikir-pikir lagi kalo mau ngomongin hal ini sama Raina." Ucapnya panjang lebar.