Sudah sekitar seminggu hubungan Rasya dan juga Zaki semakin membaik, tidak ada lagi kesalahan fahaman dan juga keributan di antara mereka berdua selama satu minggu terakhir.
Kini waktu menunjukkan pukul delapan pagi, Rasya sedang membongkar isi tas yang berisikan belanjaannya yang di kirimkan oleh Zaki kemarin malam, lebih tepatnya kiriman hadiah dari mama Rita yaitu mamanya Zaki.
Rasya membuka kantong tersebut yang berisikan kaos kaki yang sedang trend akhir akhir ini, dan juga ada beberapa Snack khas dari tempat mama dan juga papanya Zaki liburan beberapa hari kemarin.
Rasya memotret apa yang telah di belikan oleh mama Rita lalu mengirimkan gambar tersebut kepada Zaki, lalu setelah itu Rasya mencari nomor mama Rita kemudian menelponnya.
"Hallo tante." Sapa Rasya membuka percakapan.
"Iya sayang kenapa?. Uda ada belom oleh oleh dari tante buat kamu." Tanya mama Rita di sebrang sana.
"Uda ada tante, makasi banyak ya."
"Semoga suka ya sayang." Ucap mama Rita dengan lembut.
"Suka banget tante, makasi banyak. Maaf uda ngerepotin." Ucap Rasya, dia sungkan sekali karena merasa merepotkan orang tua Zaki.
"Ga ngerepotin sama sekali, malah tante seneng banget dan langsung keinget Sasya pas lewatin toko toko yang lucu, malah ya tante tadinya mau beliin Sasya jepitan tapi dimarahin papa nya Zaki." Ucap mama Rita yang terdengar nada kesal karena tidak diperbolehkan untuk membelikan jepitan untuk Rasya.
"Haha, padahal ga apa apa ya tante lucu pake jepit." Gurau Rasya.
"Iya loh."
Lumayan lama Rasya dan juga mama Rita mengobrol dan juga bertukar cerita, hingga rasanya Rasya merasakan kembali sosok ibu yang sudah lama sekali tidak ia rasakan.
Dret...
Dret...
Dret...Terasa ada panggilan masuk ke ponsel Rasya, Rasya melihat Zaki yang menelponnya, kemudian memutar bola matanya malas, Rasya merasa Zaki sangat perusak suasana.
"Tante uda dulu ya, Zaki telpon Sasya nih." Ucap Rasya tak enak hati.
"Ish ganggu aja ya itu anak, ngapain coba." Kesal mama Rita.
"Iya nih, udah tau hari libur biasanya juga bangun siang." Rasya pun ikut kesal.
Setelah mama Rita dan juga Rasya berbincang sebentar kemudian sambungan telpon berakhir ketika lagi lagi Zaki menelpon Rasya untuk kesekian kalinya.
"Kenapa si, ganggu banget ih." Kesal Rasya ketika sudah menerima panggilan dari Zaki.
"Kamu lagi telpon sama siapa si, ko memanggil terus, tapi pas aku chat centang dua." Kesal Zaki.
"Kepo lu." Ketus Rasya.
"Yang bener si Sya, kamu abis telpon sama siapa?." Tanya Zaki kesal, karena pertanyaannya tak kunjung di jawab oleh Rasya.
"Ada deh." Ucap Rasya dengan nada mengejek.
"Kamu selingkuh yaa.!" Teriak Zaki dari sebrang sana.
"Gimana ceritanya selingkuh, bahkan gua aja ga punya pacar."
"Sasya ahh, aku ga suka ya kamu kaya gitu. Jujur lagi telpon sama siapa." Ucap Zaki yang badannya kembali melemas karena Zaki merasa jika Rasya merespon orang lain.
Rasya menahan tawanya ketika mendengar nada bicara Zaki yang seperti akan menangis. Rasya sengaja menjahili Zaki karena kemarin sore Zaki pulang sendirian dan meninggalkan Rasya di parkiran.
Disisi lain Zaki semakin kesal ketika Rasya mematikan sambungan telponnya tiba tiba saat dia masi berbicara.
"Bener bener ya ni anak, sangat mencurigakan." Gumam Zaki kesal.
kini Zaki sedang duduk seraya membuka akun Twitter milik Rasya, dia mengecek siapa saja orang yang di ikutinya di Twitter.
"Ga ada yang mencurigakan ko." Gumam Zaki.
Sekitar dua puluh menit Zaki berkutat dengan ponselnya mencari tahu siapa yang sedang berusaha mengambil lelaki manis miliknya. Setelah dirasa tidak ada yang mencurigakan Zaki memutuskan untuk berhenti mencari tahu dan turun ke dapur untuk sarapan.
"Kenapa tuh muka lecek amat." Tanya papa Dave yang merupakan papanya Zaki.
"Tuh Sasya selingkuh, masa tadi Al telpon dia ga bisa tapi pas Al kirim pesan centang dua." Kesal Zaki dengan ekspresi yang benar benar tidak mood.
Papa Dave dan mama Rita saling bertukar pandangan dan menahan tawa mereka, pasalnya mereka tahu siapa yang menelpon Rasya. Zaki melirik kearah mama dan juga papanya yang seperti ingin tertawa.
"Kenapa si, ngapain pada nahan ketawa." Tanya Zaki dengan kesal.
"Yang bener aja si Al, kamu cemburu sama mama sendiri." Ucap papa Dave.
"Maksudnya?." Tanya Zaki kebingungan.
"Yang tadi teleponan sama Sasya itu mama, bukan cowo lain." Jelas mama Rita.
Zaki yang mendengar itu hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia merasa malu karena cemburu dengan mamanya sendiri.
"Ya lagian ga ada yang bilang, Sasya ga bilang, mama juga ga bilang." Kesal Zaki.
"Ya siapa suruh ga nanya." Ejek mama Rita.
"Al uda nanya ke Sasya tapi ga di jawab, malah di matiin telpon nya." Ucap Zaki.
Kini waktu menunjukkan pukul enam malam, Rasya sama sekali tak membalas pesan yang dikirimkan oleh Zaki karena dia benar benar menghabiskan waktu untuk kebahagiaan dirinya sendiri. Mulai dari menonton film seharian, makan Pizza, kentang goreng, pancake, dan lain lain, hingga dia tertidur di tengah tengah film nya, dan sekarang jam enam malam dia baru bangun dari tidurnya.
Rasya melihat ponselnya yang tak henti hentinya berdering, entah itu suara panggilan masuk ataupun hanya pesan masuk. Rasya meraih ponselnya dan kemudian membalas pesan dari Zaki.
"Ribet banget ni orang, kalo tau bakal posesif gini mending gua cuekin lagi aja." Kesal Rasya yang mendapatkan pesan yang menurutnya lumayan membuatnya risih.
Setelah membalas beberapa pesan dan juga menjelaskan alasannya tidak membalas dan juga menerima panggilan dari Zaki, Rasya langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang belum mandi.
Disisi lain Uss sedang melihat postingan Zaki yang mengunggah foto Rasya, Uss tersenyum licik ketika melihat foto Rasya.
"Lu yang mulai dan lu juga yang harus mengakhiri Sya." Gumam Uss.
UNTUK VERSI POV NYA BISA KALIAN BACA DI TIKTOK AKU @craabbbcute_
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL LOVE YOU [END]
FanfictionAku akan tetap mencintaimu mau semenyakitkan apapun itu. -Rasya