Sekitar dua jam Zaki melihat lihat banyak kucing, namun Zaki belum ada tanda tanda akan memilih dua dari banyak nya kucing disana.Rasya kini sudah menyerah untuk menemani Zaki melihat lihat kucing, dan kini Rasya memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang berada disana.
"Kalo tau bakal lama kaya gini, mending gua kaga perlu ikut dah." Gumam Rasya kesal.
Dan kini waktu menunjukkan pukul lima sore hari, Zaki baru menghampiri Rasya dengan membawakan minum untuk Rasya.
"Nih minum dulu." Ucap Zaki seraya menyodorkan minuman.
"Uda belom si, lama amat." Kesal Rasya.
"Uda sayangku, maaf lama ya sayang." Ucap Zaki seraya duduk di samping Rasya.
"Masi nanya lagi." Ketus Rasya.
"Hehe, uda beres ko sayang, tinggal tanda tangan terus pulang deh." Ucap Zaki dengan bahagia, karena dia mendapatkan apa yang dia inginkan.
Rasya dan Zaki kini sudah berada di jalan untuk pulang, namun di sepanjang jalan Rasya benar benar tidak mengajak Zaki mengobrol ataupun menjawab ucapan Zaki.
Zaki tahu jika Rasya marah karena dia yang lama melihat lihat kucing, dan Zaki juga bingung sekarang ini dia harus melakukan apa supaya Rasya tidak marah lagi kepadanya.
"Sayang jangan marah dong." Bujuk Zaki, namun Rasya sama sekali tidak menggubrisnya.
"Sayang, jangan ngambek dong, maafin aku ya."
"Hm."
"Jalan jalan dulu deh ya kita sebelum pulang." Bujuk Zaki.
Rasya terus memberikan tatapan tajamnya kepada Zaki di sepanjang jalan, Zaki melirik Rasya yang masi terus memberikannya tatapan yang sangat tajam, dan diam diam Zaki memotret Rasya dan mengunggahnya di akun Twitternya.
"Apaan si foto foto, ga jelas banget." Kesal Rasya.
"Ayo sayang mau apa, aku turutin deh, asalkan jangan marah lagi."
"Warnain rambut."
"Ngga boleh kalo itu."
"Yauda." Jawab Rasya ketus.
"Katanya apa aja boleh, giliran uda ngomong malah kaga boleh dasar aneh." Gumam Rasya yang masi bisa didengar oleh Zaki.
"Yauda deh boleh warnain rambut, ayo sekarang ke salon." Ucap Zaki seraya menggenggam tangan Rasya.
Kini waktu menunjukkan pukul sembilan malam, Zaki dan Rasya kini baru sampai di penginapan dan Zaki langsung masuk kedalam dengan semangat, karena memang dia sudah tidak sabar untuk melihat kucing yang dia beli.
"Ga jelas banget anjir, tibang kucing doang seneng banget."
"Mana sampe gua di cuekin gini lagi." Kesal Rasya.
Rasya melihat Zaki yang sangat sibuk sekali dengan kucingnya dan Zaki juga mungkin sampai lupa jika dia masi dalam waktu quality time bersama istrinya.
"Sayang buruan sini fotoin aku." Ucap Zaki seraya menyerahkan kamera kepada Rasya.
"Ribet banget huh." Kesal Rasya, namun tetap mengambilkan gambar untuk Zaki.
Sekitar dua puluh menit Zaki meminta Rasya mengambilkannya gambar dirinya dengan kucing barunya kemudian Zaki memutuskan untuk kembali memasukkan kucing nya kedalam kandangnya.
"Mentang mentang punya mainan baru istrinya sampe di cuekin." Kesal Rasya.
"Hehe maaf sayangku." Ucap Zaki kemudian memeluk Rasya.
"Kamu uda ga sayang lagi sama aku."
"Ish, mana ada aku ga sayang kamu. Kamu bakal tetap jadi sosok yang paling aku sayang di muka bumi ini." Ucap Zaki kemudian mengecup bibir Rasya.
"Kita kan lagi quality time berdua, kenapa kamu malah fokus sama kucing si." Kesal Rasya.
"Maaf sayang."
"Hm."
"Aku mandi dulu ya, kamu kalo mau tidur duluan aja ga apa apa."
"Lagian mata kamu uda ngantuk banget itu."
"Hm..."
"Iya, gegara nungguin kamu nyari kucing kampret itu." Kesal Rasya kemudian membanting pintu kamar.
"Lah, padahal dia nyalon juga tadi lama banget, tapi gua kaga ngeluh, dasar istri." Gumam Zaki, dan untungnya tidak di dengar oleh Rasya, jika didengar oleh Rasya bisa habis Zaki malam ini.
Zaki keluar dari kamar mandi dan melihat Rasya yang sudah tertidur nyenyak, Zaki menghampiri Rasya dan berbaring di sampingnya. Zaki mengecup dahi Rasya kemudian turun ke mata, pipi, dan terakhir bibir, Zaki cukup lama mengecup bibir Rasya, dan Rasya sama sekali tidak terusik.
"Cape banget kayanya ya." Gumam Zaki seraya mengelus rambut Rasya.
"Dua tahun ini pasti kamu ngerasa cape dan setres banget ya sayang, anak anak yang selalu bikin kamu kesal dan di tambah aku juga." Gumam Zaki terkekeh.
"Aku juga tahu kalo kamu sering nangis diem diem karena kesal dan cape sama anak anak, tapi kamu berusaha nutupin itu dari aku. Aku diam bukan berarti aku ga tahu apa apa sayang tentang kamu di rumah." Gumam Zaki yang masi terus mengelus kepala Rasya.
"Aku janji ga akan kecewain kamu dan anak anak, terimakasih sudah datang di kehidupan aku dan jadi istri yang sempurna untuk aku, dan juga terimakasih sudah menjadi papa yang baik untuk Ansel dan juga Alicia." Gumam zaki kemudian kembali mengecup bibir Rasya, dan kemudian Zaki ikut tertidur dengan posisi yang terus memeluk Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL LOVE YOU [END]
FanficAku akan tetap mencintaimu mau semenyakitkan apapun itu. -Rasya