SLY 35

240 18 0
                                    

Kini waktu menunjukkan pukul delapan pagi, Rasya kini sedang sarapan dengan Zaki yang menyuapinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini waktu menunjukkan pukul delapan pagi, Rasya kini sedang sarapan dengan Zaki yang menyuapinya. Cukup susah bagi Zaki membujuk Rasya hingga dia mau memakan sarapannya yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit.

Ya, awalnya Rasya menolak untuk makan menu sarapan yang telah di antarkan oleh suster untuknya, Rasya menolak memakannya dengan alasan rasa masakannya yang hambar dan juga tidak enak. Namun Zaki terus menerus membujuk Rasya agar mau memakan sarapannya.

Rasya berhasil mau memakan sarapannya ketika Zaki mengatakan jika dirinya akan membelikan Tas yang sudah Rasya incar dalam beberapa hari terakhir ini. Rasya sebenernya bisa saja membeli tas itu dengan uangnya sendiri, namun setelah melihat harganya Rasya sangat sayang mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk sebuah tas, dan dia kini menggunakan alasan mau memakan sarapannya dengan syarat Zaki harus membelikannya tas tersebut, dan dengan tanpa pikir panjang Zaki menyetujui hal tersebut dengan senang hati.

Kegiatan mereka terhentikan seketika ketika mendengar suara pintu terbuka, keduanya mengalihkan pandangan kearah pintu yang terbuka dan menampakan dua sosok orang tua dengan keduanya yang sama sama menggendong anak kecil.

"Gimana Rasya, uda mendingan belom?." Tanya papanya.

"Uda mendingan kok pa, nanti agak siang udah boleh pulang juga." Jawab Rasya.

"Maafin anak mama ya Sya, dia bukannya jagain kamu dan bahagiakan kamu eh malah bikin kamu masuk rumah sakit gini." Ucap mamanya sedih seraya mengelus punggung tangan Rasya.

"Ga apa apa ma, ini juga salah Rasya. Rasya terlalu menuruti sikap emosional Rasya dan berakhir seperti ini." Jawab Rasya dengan membalas genggaman mamanya.

"Sarapan nya uda selesai, sekarang minum obat sama vitamin nya dulu ya." Ucap Zaki yang sedang menyiapkan obat untuk Rasya.

Semua orang terlalu fokus kepada Rasya yang akan meminum obatnya, tanpa mereka sadari ada Ansel dan Alicia yang sedang memperhatikan benda yang menusuk di punggung tangan papanya.
Ansel dan Alicia saling pandang dan saling bertanya kepada satu sama lain dengan berbisik agar semua orang tidak mendengarnya. Ansel dan Alicia memang hanya cover nya saja anak kecil, namun pikiran mereka sudah lumayab faham dan mengerti seperti anak umuran yang jauh lebih tua dari mereka.

"Cecel, ini apaan si." Tanya Alicia berbisik.

"Gatau Cia, Cecel belom pernah liat."

Cia yang semakin penasaran dengan benda yang berada dipunggung tangan papanya memutuskan untuk menanyakan kepada papanya, namun dia juga penasaran dan ingin mencabutnya.

"Papa tangannya kok pake ini, ini apa." Ucap Alicia bingung seraya menarik infusan yang berada di tangan Rasya.

"Aw, sakit nak, jangan di tarik." Teriak Rasya kesakitan.

STILL LOVE YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang