Kini waktu menunjukkan pukul setengah enam malam, Rasya sedang duduk di meja kerjanya, namun dia tidak sedang bekerja melainkan dia sedang melihat lihat album foto keluarganya yang masi sempurna.
"Andai waktu bisa di ubah, aku tidak ingin dilahirkan sebagai seseorang yang kesepian seperti ini." Lirih Rasya.
"Seiring berjalannya waktu seseorang yang kita cintai akan pergi. Jika terus menerus tidak bisa menerima kenyataan, kita akan merasakan sakit yang jauh lebih lama. Namun ketika kita menerima sebuah kenyataan dengan lapang dada, maka kebahagiaan lah yang kita rasa." Lanjut Rasya kemudian menutup album foto tersebut.
Kini yang Rasya rasakan adalah rasa sepi. Rumah yang tidak terlalu besar itu semakin terasa hening dan juga dingin ketika beberapa minggu tidak ditempati oleh Rasya. Kini Rasya membaringkan badannya di kasur miliknya, tatapannya menatap kearah langit langit dengan tatapan kosong.
Lamunan Rasya tersadarkan ketika mendapatkan notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Tanpa pikir panjang Rasya mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengirimkannya pesan. Setelah membalas beberapa pesan Rasya kemudian mematikan ponselnya dan mencoba untuk tidur. Namun lagi lagi Rasya membuka matanya ketika mendapatkan pesan lgi.
"Sepertinya ini emang jalan yang terbaik." Gumam Rasya.
Rasya membuka kontaknya kemudian mengetuk nama Fani dan memanggil nya. Pertama kali memanggil Fani tidak menjawab panggilan tersebut, namun setelah kedua kalinya baru Fani menjawab panggilan tersebut.
"Hallo kenapa Sya?. Sorry gua baru bisa angkat, tadi soalnya lagi ada temen gua." Jelas Fani.
"Gua mau tunangan." Ucap Rasya.
"HAH!." Teriak Fani dari sebrang sana.
"Jangan gila lu Sya, lu mau tunangan sama siapa. Sedangkan lu sama Al aja lagi berantem kan." Ucap Fani.
"Gua udah baikan Fan."
"Kenapa mendadak banget, lu uda pikirin ini matang matangkan." Tanya Fani.
"Gua di chat Us tadi. Us itu mantannya Al yang mau di jodohin sama papa nya Al."
"Lah, lu di chat apa sama dia?." Tanya Fani. Dia masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Dia chat gua bilang mau paksa Al buat terima perjodohan itu." Lirih Rasya.
"Anjing banget tuh laki." Geram Fani.
"Lu mau gua kasi saran yang manjur ga?." Tanya Fani masih dengan emosi yang menggebu gebu.
"Apa?." Tanya Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL LOVE YOU [END]
FanfictionAku akan tetap mencintaimu mau semenyakitkan apapun itu. -Rasya