Sudah sebulan lamanya sejak kejadian Rasya dan juga Zaki meminta restu kepada kedua orang tua Zaki. Hubungan Rasya dan Zaki sebulan itu baik baik saja, tidak ada pertengkaran maupun hal yang membuat mereka marah ataupun salah faham.Dan kini Rasya di undang ke acara makan malam keluarga Zaki, awalnya Rasya menolak untuk datang karena merasa tidak enak kepada papa Dave, namun mama Rita terus meyakinkan Rasya bahwa semuanya akan baik baik saja.
Dan sekarang disinilah Rasya, di kediaman keluarga Gibran. Suasana canggung menyelimuti semua orang yang sedang berada di meja makan tersebut. Namun suasana canggung terpecahkan ketika ada tamu yang telah di undang oleh papa Dave itu datang.
Rasya, Zaki, dan juga mama Rita menoleh kearah satu keluarga yang baru saja datang dan menghampiri meja makan. Rasya semakin menundukan kepalanya ketika melihat siapa tamu yang du undang itu.
"Ga perlu kepikiran kemana mana, aku ada disni." Bisik Zaki seraya mengelus tangan Rasya.
"Anakmu makin cakep aja Ray." Ucap papa Dave.
"Haha, iyalah turunan, kan gua juga cakep ya udah pasti Uss juga cakep." Ucap Ray yang merupakan papanya Uss.
Ya, keluarga Uss lah yang di undang oleh Dave. Entah apa maksud dari Dave mengundang Uss dan juga Rasya secara bersamaan, sedangkan dia saja tahu jika Zaki merupakan mantan kekasih Uss.
"Ayo makan dulu, nanti aja ngobrol ngobrol nya." Ucap mama Rita.
Sekitar tiga puluh menit mereka menyelesaikan makan malam, dan kini keluarga Gibran dan juga keluarganya Julian sedang berkumpul di ruang keluarga.
Rasya sama sekali tidak berani membuka suara ataupun mengangkat kepalanya. Saat ini dia benar benar merasa tidak tenang, dan juga canggung, dia selalu mendengar Dave memuji Uss dan juga Zaki, namun keberadaannya di ruangan itu seakan tidak ada atau mungkin lebih tepatnya tidak di anggap.
Zaki melirik Rasya yang terus menunduk dan juga tidak bersuara sedikitpun, Zaki meraih lengan Rasya dan menggenggamnya, Zaki sesekali mengajak Rasya mengobrol walaupun sembari bisik bisik, agar Rasya tidak terlalu jenuh atau canggung.
"Mau ke kamar aku aja?." Tanya Zaki, dan di angguki oleh Rasya.
"Eum, pah mah, om tante maaf. Al izin mau ke kamar dulu ya, Rasya ga enak badan mau istirahat." Ucap Zaki dan langsung berjalan membawa Rasya ke kamarnya.
"Aku pengen pulang aja." Gumam Rasya.
"Kita pulang kalo mereka uda pulang, okay." Ucap Zaki menenangkan Rasya.
"Aku kayanya bener bener ga akan bisa dapetin hati papa kamu deh Al." Gumam Rasya.
"Kita bisa sayang, jangan bilang kaya gitu."
"Sya-."
Tok... Tok... Tok...
Baru Zaki akan menjawab Rasya namun suara ketukan pintu dari luar menghentikan ucapannya, Zaki bangkit dari duduknya kemudian membuka pintu kamarnya.
"Tuan besar meminta tuan muda untuk turun." Ucap pembantu Zaki.
"Iya mbak, nanti saya turun." Jawab Zaki kemudian menutup kembali pintu kamarnya.
"Aku kebawah dulu ya, papa manggil, nanti aku ke sini lagi, kamu bobo aja dulu ya." Ucap Zaki kemudian keluar dari kamarnya.
Zaki telah berada di ruang keluarga, kini suasana berubah menjadi serius. Tidak ada yang membuka suara dari satu orangpun, kemudian Dave yang merupakan papa dari Zaki membuka suara, dan itu membuat Zaki benar benar kaget.
"Jadi gimana, perjodohan Uss sama Al bakal dilaksanakan kapan?." Ucap Dave.
"Minggu ini aja gimana, lebih cepat lebih baik." Jawab Ray.
"Kita tunggu jawaban dari Al dulu, jangan langsung ambil kesimpulan kalo Al nerima semua rencana pernikahan ini." Ucap mama Rita.
"Maksudnya gimana?. Al dijodohin sama Us?." Tanya Zaki kebingungan.
"Iya papa putusin buat jodohkan kamu sama Us, selain kita udah kenal seluk beluk keluarganya, papa juga punya bisnis bareng sama om Ray." Jelas Dave.
"Ngga, Al menolak keras untuk perjodohan ini." Ucap Zaki dengan penuh penekanan.
"Ga bisa Al, papa uda atur semuanya."
"Papa tau kan Al uda punya Rasya, Al uda punya pacar pa, papa jangan se enaknya ngatur kehidupan Al, walaupun papa adalah papa Al, tapi bukan berarti papa se enaknya ngatur ngatur kehidupan Al. Yang intinya Al menolak perjodohan ini, dan lu Us, gua uda bilang berkali kali kalo gua ga bisa balik lagi sama lu, jadi lu jangan pernah sekali kali ambil jalan bantuan dari orang tua lu!." Ucap Zaki dengan lantang, kemudian dia pergi ke kamarnya.
Zaki menaiki tangga dengan tergesa gesa, ketika dia telah sampai di kamarnya dia melihat Rasya yang sedang menangis, Zaki meraih tangan Rasya kemudian menariknya keluar, Zaki membawa Rasya pergi dari rumah itu tanpa pamit kepada siapapun.
Kini Rasya dan juga Zaki sedang berada di dalam mobil Zaki untuk pergi ke arah apartemen Zaki. Suasana hening, tidak ada yang memulai percakapan, namun Rasya memecahkan keheningan didalam mobil tersebut.
"Kamu kalo mau terima perjodohan itu ga apa apa ko."
"Aku ga akan mungkin terima Sya, aku udah punya kamu, mustahil aku harus nerima orang lain."
"Kita udah jelas jelas ga akan bisa berhasil lanjutin ini semua Al." Gumam Rasya.
Zaki menepikan mobilnya, dia menghadap kearah Rasya, kemudian memeluknya dengan sangat erat. Zaki tidak ingin meninggalkan Rasya, dia benar benar sangat menyayangi Rasya, dia benar benar tidak bisa jika harus hidup tanpa Rasya.
"Aku bakal tetep sama kamu, apapun keadaannya." Ucap Zaki.
Tangis keduanya pecah, mereka menangis didalam pelukan satu sama lain, Rasya kali ini benar benar sangat hancur, dia benar benar tidak tahu harus melakukan apa untuk kedepannya.
Kini waktu menunjukkan pukul sebelas malam, Rasya dan Zaki sudah sampai di apartemen sudah sedari tadi, bahkan Zaki sudah tertidur didalam pelukan Rasya, namun Rasya masi terjaga, dia terus menerus mengelus rambut Zaki dan sesekali dikecupnya dahi Zaki. Kegiatan Rasya terhenti ketik mendapatkan pesan masuk dari mama Rita, dan tanpa pikir panjang Rasya langsung membukanya.
Setelah selesai bertukar pesan dengan mama Rita, Rasya memejamkan matanya dan tertidur bersama Zaki.
JANGAN LUPA DIBACA VERSI POV NYA DI TIKTOK AKU YA @craabbbcute_
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL LOVE YOU [END]
FanfictionAku akan tetap mencintaimu mau semenyakitkan apapun itu. -Rasya