SLY 34

216 17 1
                                    

Kini waktu menunjukkan pukul dua dini hari, Zaki terbangun dari tidurnya karena ponselnya yang terus bergetar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini waktu menunjukkan pukul dua dini hari, Zaki terbangun dari tidurnya karena ponselnya yang terus bergetar. Zaki membuka matanya dan melihat papa nya lah yang menelponnya.

Zaki bangkit dari tidurnya kemudian keluar dari ruangan tersebut dan menerima panggilan dari papanya.

"Al, gimana Rasya uda siuman belom?." Tanya papanya yang terdengar sangat khawatir.

"Al juga gatau pa, Al ketiduran."

"Astaga, kamu itu jadi suami gak bertanggung jawab banget si Al." Omel papanya.

"Besok pagi mama sama papa kesana, kamu share lokasinya."

"Iya pa." Jawab Zaki kemudian memutuskan panggilannya.

Setelah Zaki mengakhiri panggilannya Zaki kembali masuk kedalam ruangan. Yang pertama Zaki lihat saat masuk kedalam ruangan adalah Rasya yang kini tengah duduk di pinggir tempat tidur seraya meminum air.

Zaki terkejut kemudian langsung berlari menghampiri Rasya kemudian memeluknya dengan erat. Rasya menepis pelukan Zaki yang menurutnya sangat kencang dan membuatnya sangat sesak.

"Lepasin Al, ga bisa nafas tau ngga." Kesal Rasya.

"Sayang maafin aku." Ucap Zaki yang masi terus memeluk Rasya.

"Apasi."

"Maafin aku, aku tahu aku salah, maafin aku."

"Awas dulu, gua ga bisa nafas." Kesal Rasya dan terus mendorong Zaki.

"Gamau, aku ga mau lepasin sebelum kamu maafin aku." Kekeh Zaki.

"Infusan gua sakit Zaki, awas!." Bentak Rasya dengan kesal.

Zaki yang mendengar itu langsung melepaskan pelukannya dan langsung meraih tangan Rasya yang di infus. Zaki membolak balikan tangan Rasya untuk melihat apakah ada yang memar atau sebagainya, kemudian Zaki mengelus punggung tangan Rasya yang di infus itu.

"Maafin aku, lagi lagi aku nyakitin kamu." Lirih Zaki.

"Al." Panggil Rasya dengan nada yang serius.

"Kenapa sayang, ada yang sakit?." Tanya Zaki khawatir.

"Gue pengen kita bahas soal kemarin."

"Sayang, maaf. Tapi bisa ngga jangan bahas itu dulu. Sekarang fokus kesembuhan kamu dulu ya."

"Ga bisa Al, gua ga pengen punya masalah yang berlarut larut kaya gini. Karena jujur ini bener bener buat gua setres banget." Jelas Rasya.

STILL LOVE YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang