Kini waktu menunjukan hampir pukul sebelas malam, Ansel membuka Twitter dan mencari nama Ales, ketika Ansel telah menemukan akun Twitter milik Ales dia langsung membukanya. Ansel melihat akun Twitter milik Ales dari postingan atas hingga paling bawah. Sesekali Ansel menyimpan foto Ales yang dia rasa itu sangat bagus dan menggemaskan.
Ansel mengembalikan aplikasi Twitter dan beralih ke aplikasi WhatsApp, Ansel mengirimkan pesan ke group keluarga. Ansel mengirimkan pesan berisikan foto Ales, dia memang tidak pernah malu jika itu kepada keluarga.
Disisi lain Rasya kini tengah menonton film bersama Zaki. Mereka berdua selalu menikmati malam yang indah, mereka berdua tidak pernah luput dari keromantisan, dan seperti saat ini Zaki yang tengah memeluk Rasya, sedangkan Rasya yang tengah menikmati hangatnya pelukan Zaki. Namun momen romantis mereka terhentikan ketika mendengar notifikasi pesan masuk yang tak henti hentinya, dengan rasa kesal Zaki membuka ponselnya dan melihat ternyata anaknya lah yang mengganggu momen romantis dirinya dengan Rasya.
...
Kini waktu menunjukkan pukul lima sore hari, Rasya sedang memasak untuk makan malam. Seharian ini Rasya benar benar merasa kesepian, ditambah Ansel yang izin untuk pulang telat, sedangkan Alicia dia izin untuk pergi main dengan pacarnya setelah pulang sekolah.
Rasya selesai masak pukul enam sore namun anak anak dan juga Zaki tak kunjung pulang, Rasya tidak memikirkan hal hal yang aneh dia hanya berfikir mungkin jalanan sedang macet sehingga mereka telat pulang.
Kini waktu menunjukkan pukul tujuh malam, Ansel dan Alicia sudah pulang dari setengah jam yang lalu, sedangkan Zaki tak kunjung datang. Rasya membuka ponselnya dan menelpon Zaki berkali kali namun tak kunjung di terima, Rasya tak menyerah begitu saja, dia memutuskan untuk mengirimkan beberapa pesan kepada Zaki, dia berharap Zaki membalasnya, karena Rasya masih berfikir positif jika Zaki sedang melakukan rapat bersama klien.
Setelah Rasya mendapatkan balasan dari Zaki dia langsung menghela nafas kecewa. Setelah bertahun tahun lamanya, baru kali ini dia merasakan dikecewakan lagi oleh Zaki.
Rasya turun dan menghampiri Ansel dan juga Alicia yang sudah berada dimeja makan, setelah sampai dimeja makan Rasya langsung mengambilkan nasi dan juga lauk pauk untuk Ansel dan juga Alicia, Rasya menyiapkan makan untuk anaknya dengan diam, Ansel dan Alicia bertukar pandang mengisyaratkan menanyakan ada apa dengan papa mereka.
"Kalian makan duluan aja, daddy ada ketemu klien mungkin pulangnya agak telat." Jelas Rasya, dia tahu jika anak anaknya bertanya tanya mengapa papanya sudah menyiapkan makanan sedangkan daddy mereka saja belum pulang.
"Papa ga makan?." Tanya Ansel.
"Papa belom laper, papa temenin kalian aja." Ucap Rasya tersenyum seraya menyodorkan piring yang sudah terisi oleh nasi dan lauknya kepada Ansel.
"Makasi pa." Ucap Ansel setelah menerima piring yang diberikan oleh Rasya.
"Nih punya Cia." Ucap Rasya seraya memberikan piring berisikan nasi dengan ayam yang jauh lebih banyak daripada Ansel.
"Kebanyakan pa, Cia diet." Kesal Alicia.
"Gak usah diet dietan Alicia, papa gasuka!." Bentak Rasya tanpa sadar.
"Papa ko bentak aku si!. Kan aku cuma bilang kebanyakan!." Bentak Alicia balik yang tak terima dibentak oleh Rasya.
"Ga usah bentak papa balik Alicia!." Teriak Rasya yang emosinya sedang menggebu gebu.
"Papa ga pernah ya ajarin kamu membentak orang tua!. Apa kamu pikir papa ga sakit apa keluarin kamu hah!." Lanjut Rasya yang emosinya masi terus meluap luap.
Setelah mengatakan itu Rasya langsung pergi meninggalkan Ansel dan Alicia, Rasya masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintunya. Rasya duduk sofa yang berada di kamarnya, kini tangisan Rasya berhasil pecah.
"Maafin papa Cia, papa kesal sama daddy kalian, tapi papa malah lampiaskan ke Cia." Isak Rasya.
Ansel yang melihat pertengkaran barusan hanya bisa menghela nafasnya berat, kemudian dia menarik Alicia untuk duduk dan Ansel mengelus puncak kepala Alicia.
"Lu ga seharusnya bentak papa balik de." Ucap Ansel lembut.
"Kenapa ga boleh?, papa aja bisa bentak gua, kenapa gua ngga?." Ucap Alicia yang masi keras kepala.
"Seperti yang papa bilang, ngeluarin kita dari perut papa itu ga gampang Cia. Papa merjuangin kita hidup sampai bertaruh nyawa, tapi lu dengan entengnya bilang kaya gitu." Jelas Ansel.
"Lu emang anak kesayangan papa ka, sedangkan gua selalu kena omel sama dia."
"Ga nyambung lu, ga ada namanya anak kesayangan Cia, kita berdua diperlakukan dengan adil sama papa maupun daddy."
"Ansel, lu sadar ga si kalo papa itu selalu mentingin lu duluan terus, dari sejak kita sekolah dasar papa selalu belikan lu ini dan itu duluan, sedangkan gua selalu di terakhirkan sama dia."
"Lu salah Cia, selama ini lu salah faham sama papa."
"Salah faham apalagi si ka, orang faktanya kaya gitu kok."
"Gua males banget kalo lu uda kaya gini, keras kepala dan selalu bagaiman pemikiran lu terus. Kalo emang itu yang lu pikirin terserah deh, nanti juga lu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi." Jelas Ansel kemudian dia pergi masuk kedalam kamarnya seraya membawa piring makanannya.
"Mereka menyembunyikan apa sih dari gua." Gumam Alicia.
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL LOVE YOU [END]
FanfictionAku akan tetap mencintaimu mau semenyakitkan apapun itu. -Rasya