Sebuah Vila

567 3 0
                                    

Diana berlari jauh dari area rumahnya berdiri di tepi jalan mencari taxi yang lewat, beberapa saat kemudian yang ia tunggu tunggu berjalan menghampirinya.

Taxi pak?

melambaikan tangannya ke arah taxi itu.

"Jalan pak, kita ke alamat ini." menyodorkan kertas putih ke supir.

Supir itu hanya mengangguk pelan mengambil kertas itu.

Rencana awal Diana bermaksud pergi ke Bogor untuk menemui seseorang di sana.

Tling>

Pesan masuk

> Ana kau dimana? Gue udah ada di lokasi ini

< Gak tau nih, gue tanya supir taksi dulu deh

> Ya udah cepetan, keburu lumutan nungguin lo

< Iya bawel

"Emm, pak? maaf mau tanya. Kita kapan sampainya, perasaan udah beberapa jam perjalanan tapi cuma muter muter, loh pak itu lokasi nya, berhenti disini aja pak?"

tunjuknya ke palang wisata yang ingin ia kunjungi bersama teman.

Si supir itu seakan tak mendengar perkataan dari nya malah berputar arah.

Merasa ada yang tidak beres pada supir taxi itu Diana berinisiatif untuk membuka mobil dan melompat dari sana, tetapi sialnya malah terkunci.

Seandainya iya, palingan juga ia terluka, ya setidaknya bisa terhindar dari masalah.

"Pak? berhenti sekarang atau aku." berusaha menggedor gedor jendela seraya menggerakkan knop pintu mobil. Berharap seseorang datang jadi pahlawan kesiangan.

Supir taxi itu pun terus mengemudikan laju mobilnya menyusuri jalan setapak untuk dilewati satu mobil, terlihat sepi, sunyi baik sisi kanan maupun kiri terdapat pepohonan besar menjulang tinggi namun terlihat mengerikan jika di rasakan, tidak ada kendaraan lain selain mobil taxi yang ditumpangi nya.

Angin berhembus kencang seolah menembus masuk ke dalam mobil.

Diana sama sekali tak berdaya kedua tangan dan kaki terikat tali dengan mulut tertutup kain putih sehingga tidak dapat lagi berteriak ataupun berontak.

Hiks....

Emmmph

'Lepasin gue b*ngs*t.' umpatnya dalam hati sesekali berusaha melepaskan ikatan talinya, apalah daya tenaganya tak sekuat supir itu.

Sesampainya di sebuah Vila mewah mendesain interior gaya arsitektur klasik.

'Di dalam hutan ada Vila, bagaimana cara mereka membangun nya, jelas ini jaraknya jauh dari pemukiman desa, sebenarnya siapa supir ini, kenapa dia membawaku kesini, apa tujuan nya menculikku.' batinnya bertanya tanya.

Hai sayang, how are you?

sapa pria di sisi kiri mobil menghisap rokok dengan kepulan asap di arahkan ke wajah mantan kekasihnya.

Emmmpt

"Sebentar sayang, tak perlu buru buru." pria membuka perlahan kain putih yang menyumpal mulutnya.

B*ngs*t!!!!

Ternyata dia penculiknya. Meludahi wajah pria berparas tampan blasteran itu.

"Ini pertemuan kedua kita bukan. Tapi tanks loh, aku anggap ini sebagai hadiah darimu." menjilat ludah yang menempel di wajahnya menggunakan telapak tangannya.

Diana melihat itupun merasa jijik tak habis pikir. Bagaimana mungkin ada orang yang mau menjilat ludahnya sendiri apalagi bekas orang lain. Ia mengira Pria blasteran itu ingin membalas lebih darinya.

"Manis. Seperti wajah cantikmu BABY, kau sangat cantik, beruntung sekali pria yang bisa memilikimu."

Andre merangkak mendekatinya mencium dan menjilat leher jenjang Diana kedua tangannya bergerilya nakal meremas kuat dua benda kenyal kesayangannya itu.

Diakui lelaki itu begitu kasar terhadap seorang yang mempunyai fisik lebih lemah darinya.

Andre?

"Tolong lepasin gue please, sakit." Hiks, hiks. rintihnya pelan.

Perlahan pria itu mengangkat tubuh Diana lalu membawanya ke dalam Vila tanpa melepaskan pautan bibirnya berjalan memasuki sebuah kamar melempar kasar tubuh mugil baginya, ke ranjang king size miliknya.

Merangkak melepaskan ikatan talinya kaki dan tangannya.

Diana beranjak turun berlari sedikit menjauh memegang handle berusaha membuka knop pintu, sialnya terkunci dari dalam.

Andre mendekati Diana.

Ndre...?

Dengan cepat Andre menarik Diana dan mendekapnya erat erat ketika ia ingin keluar dari kamar saat berhasil menemukan kuncinya.

Ingin pergi kemana, hmm?

"Lepasin gue please." hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya karna rasa takut terus melanda bersamaan panik.

"Lihat aku baby." mengangkat dagu Diana agar menatap wajahnya.

"Sadar, apa yang kau lakukan, aku ini adik iparmu sendiri?

Haa...haa...haa

/tawanya

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang