Frst

47 2 0
                                    

Tandai kalau ada typo ya!🦋

"Oh, dear diary, i met a boy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, dear diary, i met a boy."

-MARINA



"Keren amat nich, anak gue, pake id card panitia, kiw kiw," Elmira merasakan pipinya dicolek dua kali membuatnya mencebik.

"Kat ih, tangan lo kotor jangan pegang-pegang muka!"

Katrina, namanya, hanya tertawa geli.

"Eh serius, otak jenius lo dipuji abis sama ketos gue. Katanya masa bibit unggul begini bisa lolos dari OSIS." gadis itu berdecak.

"Emang nggak daftar OSIS kali waktu itu."

"Iya, makannya gue bilang sama Bang Arzan, bukan nggak lolos tapi emang anaknya nggak daftar," Katrina duduk di bangku samping Elmira yang kosong.

Disaat panitia lain menggunakan dresscode khusus yang sudah ditentukan, gadis ini dengan pedenya malah memakai jersey voli milik kelas gadis itu, 10 IPS 4.

Katrina kini memiliki posisi rangkap, ia merupakan sie acara penanggung jawab cabang voli, sekaligus pemain voli perwakilan kelas gadis itu sendiri. Sedangkan Elmira, hanya salah satu siswa yang lolos dalam partisipasi volunteer kepanitiaan event olahraga milik OSIS bernama Wijaya Sport Week ini.

Itupun bukan dia yang mau, Katrina memaksanya bergabung.

Katrina sudah tergabung dalam tim voli sekolah di tahun pertamanya ini, maka jangan ragukan kemampuan dalam memukul bola ke arah lawan. Posisi kebanggaannya adalah middle blocker, itulah mengapa tubuh tingginya sangat beralasan.

"Gue ramal nih, voli juaranya IPS 4."

"Yaiyalah, isinya atlet semua. Tinggal IPS 4 yang mana dulu," cibir Elmira mendengar ramalan Katrina soal juara sedangkan gadis itu tertawa.

IPS 4, merupakan kelas yang didalamnya memuat para siswa siswi yang masuk melalui jalur prestasi non akademik. Beda lagi dengan IPA 1 yang dipenuhi siswa jenius dalam hal akademik. Termasuk Katrina ini, atlet voli yang berhasil merebut satu kursi IPS 4 yang terkenal sulit di tembus seleksinya.

"Yang jelas kelas sepuluhnya nggak dulu ya, shay, senior nya masih lebih rawr!" Katrina memeragakan kucing mencakar di depan wajah Elmira membuat gadis itu mengernyit aneh dengan tingkah temannya itu.

Katrina dulu satu SMP dengan Elmira, satu kelas pula dari kelas tujuh sampai lulus. Itu salah satu yang melatar belakangi kedekatan mereka sekarang meski kini mereka berada di kelas yang berbeda.

"Mulai jam berapa sih ini? Yang tanding pertama mana nggak dateng-dateng!" dumel Elmira, karena ia tahu kalau ada keterlambatan rundown pasti bagian ini akan di eval habis karena bisa berdampak pada cabang lainnya.

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang