Tandai typo-nya yaa
Beberapa waktu lalu Kalel pernah berbicara mengenai pandangannya terhadap sebuah hubungan romantis di masa remaja seperti ini.
Kalel tak tahu mungkin sudut pandang dan pendapat Kalel bisa jadi ladang perdebatan atau bahkan hujatan karena terlalu dangkal menilai sebuah hubungan yang melibatkan perasaan. Padahal nyatanya kalau kebanyakan orang ditanyai dan diminta menjawab jujur, jawaban mereka rata-rata akan seperti Kalel.
Dari masa remaja, perjalanan hidup itu masih sangat panjang. Jadi ia pikir terlalu dini untuk berlaku serius pada hubungan yang bahkan kita saja belum tahu kita sendiri maunya apa.
Itulah karakteristik remaja yang jarang dipahami. Remaja labil, remaja bau kencur, ya memang kenyataannya sebutan itu tidak salah salah amat. Anak remaja kebanyakan memang masih labil.
Baik perilakunya, apalagi perasaannya.
Maka Kalel tidak akan peduli jika ada yang menghujat atau bahkan menaruh benci padanya akibat pendapat demikian.
Setelah putus dari Rosalyn, jujur saja Kalel tidak pernah berniat mendekati siapa-siapa. Menjadi single ternyata nyaman juga.
Tidak ada tanggungan apapun selain diri sendiri.
Kalel yang tadinya mengira single akan jadi membosankan, ternyata tidak. Tergantung pada siapa dan apa yang kita temui. Dan bagi Kalel sendiri, akhir-akhir ini ada sesuatu yang membuat hidupnya tidak membosankan meski terlihat lurus-lurus saja.
Banyak kejadian dan orang datang ke hidupnya dengan berbagai watak dan latar belakang yang unik. Kalel bahkan baru sadar ia suka menebak karakter orang.
Selain itu beberapa hari yang lalu ia kedatangan seorang perempuan baru yang, yaa ia tahu ada gadis itu di angkatannya tapi Kalel tidak pernah menaruh atensi lebih.
Kata teman-temannya sih, perempuan itu tertarik padanya. Jujur, ia bukan orang yang antipati terhadap perempuan yang menyukainya lebih dulu. Tapi ya tetap dilihat-lihat juga bukan yang asal iya-iya.
Makannya saat teman-temannya, terutama di ekskul, mendorongnya untuk mencoba dekat dengan gadis itu, ia biasa saja.
Sebenarnya Kalel malas di comblangkan apalagi pelopornya pasukan satu kampung begitu, tapi tidak ada salahnya mencoba dekat. Kalau cocok ya lanjut kalau tidak ya sudah. Jadi menambah teman baru. Meskipun kalau boleh jujur, Kalel tetap tidak memiliki minat ke arah sana. Lebih pada berteman, mungkin.
Jadi namanya Yasmin, siswi kelas 12 IPA 3, anggota ekskul basket, dan anaknya terlihat baik. Tidak terlalu tomboy meski bidangnya di olahraga, tidak juga terlalu feminim.
Dan malam ini untuk pertama kalinya Kalel mengiyakan ajakan gadis itu untuk keluar bersama, sekedar berjalan-jalan.
Dan karena buntu tak tahu harus kemana, ujung-ujungnya pasti ke mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never
Teen FictionElmira tidak menyangka tahun pertamanya di SMA Wijaya Kusuma membawa sebuah kejadian besar yang tidak pernah Elmira bayangkan sepanjang eksistensinya di dunia. Dimulai dari munculnya sebuah postingan yang menjadi sumber kejahatan revenge porn sanga...