Ffty-Scnd

6 1 0
                                    

Tandai typo-nya yaaa☀️☀️




"Dek, bantuin Mbak Una ke parkiran sana, ambilin tas," kata Acha yang baru saja masuk ke ruang rawat Janadi membawa beberapa barang.

"Oke," Elmira berdiri dari duduknya. "Aku bantuin mbak dulu ya, yah."

Gadis itu kemudian keluar ruangan itu dan berjalan menuju parkiran mobil.

Tak butuh waktu lama untuk mencari mobil Saluna, Elmira menghampiri kakaknya itu.

"Mbak, ada yang bisa dibantu?" tanya Elmira.

Sebenarnya masih ada sisa kecanggungan namun setidaknya sudah lebih santai.

"Nanti tunggu Mas Je dateng sekalian," kata Saluna menutup pintu belakang mobil.

"Brarti ini aku ke atas nggak papa?"

"Nggak usah, capek nanti bolak-balik. Sini aja," Saluna membuka pintu mobil merahnya dan masuk di belakang kemudi. "Tunggu dalem, dek. Panas di luar."

Elmira menurut dan masuk ke pintu samping kemudi.

Keduanya terlibat keheningan beberapa saat ketika mesin mobil dinyalakan.

"Nanti malem kamu pulang aja, ya," kata Saluna.

"Emang kenapa, mbak?" tanya Elmira.

"Ya kan besok sekolah. Emang masih mau di sini?" tanya Saluna.

"Em, kalo aku disuruh pulang ya aku pulang nggak papa," kata Elmira.

Saluna menoleh dan menaikkan alisnya. "Bener? Nggak mau sama ayah?"

"Ya jelas mau, mbak. Cuma kalo emang aku disuruh pulang aku juga mau. Apapun yang dibilang aku mau semua."

Mungkin Elmira hanya mengatakan apa yang ia pikirkan, tapi bagi Saluna kalimat itu seakan mengisyaratkan hal lain.

Ya, Saluna berhutang sesuatu pada adiknya ini.

Matanya memandangi tangan kiri Elmira yang masih dibalut gips.

"Tangannya gimana, dek?" tanya Saluna pelan.

"Oke, kok, mbak. Kata dokter juga aman."

Saluna mengangguk-angguk mengerti.

"Berapa lama dilepasnya?"

Elmira berpikir sejenak. "Tergantung dokternya nanti. Mungkin sebulan udah bisa dilepas."

Saluna mengangguk lagi.

Kini ia bingung harus memulai dari mana.

"Dek."

Elmira menoleh.

Saluna mengulum bibirnya. "Mbak Una.. mau minta maaf sama kamu, dek."

Elmira langsung tertegun.

Ia tak mengharapkan itu, sungguh. Elmira merasa pantas mendapatkannya.

"Mbak salah udah mukul kamu," kata Saluna menahan barangkali tangisnya benar-benar terjadi. "Padahal harusnya Mbak Una tahu kalau yang terluka bukan cuma mbak, tapi juga kamu."

"Mbak minta maaf nggak pernah nengok Elmira waktu sakit."

"Kalau boleh mbak bilang, sedetik setelah mbak pergi dari depan ruang operasi hari itu, Mbak Una bener bener menyesal. Tapi mbak nggak tahu harus gimana," katanya.

"Mbak Una pingin banget nungguin Elmira sakit, tapi bunda nggak kasih ijin karena takut Mbak Una marah-marah ke Elmira lagi."

Elmira menggigit bibir bawahnya mendengarkan.

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang