Tandai typo-nya yaaa🎨" It dropped so low in my regard
I heard it hit the ground,
And go to pieces on the stones
At bottom of my mind;Yet blamed the fate that fractured, less
Than I reviled myself
For entertaining plated wares
Upon my silver shelf."-Emily Dickinson
Rere terdengar menghela napas berat sambil menyugar rambut sebahunya. Reaksi yang lain tak beda jauh, sama frustasinya dengan Rere.
Kecuali Elmira yang tidak terlalu syok seperti yang lain sebab ia sudah lebih dulu melihat. Jujur saja bahkan tadi Elmira selalu mengalihkan tatapan dari layar laptopnya. Ia merasa tidak nyaman meskipun hanya tiga belas detik, tapi bukan hanya lagi jadinya kalau di kasus ini.
"Nggak keliatan kan?"
Semua terdiam dengan pertanyaan Timothee.
"Terus gimana kita nelusurinnya?"
"Yaa.. susah," jawab Timothee memindahkan laptop ke nakas samping tempat tidur Elmira.
Bukan hanya Elmira yang berkata akan susah menemukan pelaku. Apalagi pernyataan Diana soal pelaku ini adalah orang yang punya kuasa. Informasi ini membuat pencarian mereka semakin terlihat tidak mungkin.
"Tapi eyke punya info lagi," katanya sambil membuka ponsel.
Rere dan Marcella otomatis mendekat sedangkan Elmira hanya memerhatikan dari tempatnya duduk sambil memeluk bantal.
"So, this," perlahan ponselnya dibalikkan supaya teman-temannya bisa melihat, "is the sender."
"What??"
Marcella melotot melihat username yang ditunjukkan Timothee.
"Ih, kenapa sih di twitter banyak yang ngga pake nama asli?!" keluh Rere.
"Yap, makannya susah. Tapi paling enggak kita kantongin dulu nama akunnya," ujar Timothee.
"Lo dapet dari mana, Tim?" tanya Elmira.
"Gue bayar orang."
"Hah??" Rere dan Marcella suka sekali terperangah.
"Emang bisa?" tanya Marcella.
"Jaman canggih, jangan norak gitu."
Elmira menghela napas. Semoga Timothee tetap tidak mengetahui status Shalitta sebagai admin base.
"Tapi lo nggak ngotak ngatik sesuatu kan? Maksudnya nggak ninggalin jejak."
Timothee menggeleng, "Enggak sih, kayanya, tapi kalo ke detect yaudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never
Teen FictionElmira tidak menyangka tahun pertamanya di SMA Wijaya Kusuma membawa sebuah kejadian besar yang tidak pernah Elmira bayangkan sepanjang eksistensinya di dunia. Dimulai dari munculnya sebuah postingan yang menjadi sumber kejahatan revenge porn sanga...