Ffth

15 2 0
                                    

Tandai typo-nya yaa



"Kamu sama Mas Je, biar Mara sama Mba Una," ujar Bu Ovi sembari berlalu sibuk menyiapkan keperluan cucu pertamanya pagi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu sama Mas Je, biar Mara sama Mba Una," ujar Bu Ovi sembari berlalu sibuk menyiapkan keperluan cucu pertamanya pagi itu.

Elmira mengerutkan kening menatap Bundanya yang heboh sendiri.

Senin pagi ini, Jayden akan berangkat menjalani perjalanan bisnisnya bersama para rekan kantor. Seperti rencana awal, istrinya, Aliyah, dan kedua anaknya, Amara dan Gevariel, untuk sementara waktu akan tinggal bersama di rumah milik Janadi.

Maka dari itu, hari ini Elmira akan berangkat bersama dengan Jayden mengingat bandara memiliki arah jalan yang sama dengan sekolah Elmira. Sedangkan Amara akan diantarkan oleh Saluna menuju playgroup-nya sebelum menuju bakery.

Dan yang dilakukan Bu Ovi pagi ini adalah sibuk menyiapkan bekal untuk sang cucu, padahal sekolah Amara itu jam 10 sudah boleh pulang loh, sedangkan Elmira sekolah sampai sore saja malah dicueki oleh Ovi yang sibuk mempersiapkan bekal cucunya.

"Ayo, El, berangkat sekarang ya," ajak Jayden keluar dari kamar bersama Aliyah yang menggendong Gevariel.

Elmira melirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul enam tepat.

Ini sih namanya kepagian.

Tapi mau bagaimana lagi, Jayden harus mengejar jadwal pesawatnya sehingga Elmira yang hendak ikut berangkat mau tak mau harus menyesuaikan.

"Ayo, deh," ia berdiri menyampirkan tas punggung pink pastel berlapis kain silk di pundak kanannya.

"Bun! Mau berangkat nih, Mas Je-nya!" panggil Elmira menghentikan kegiatan Ovi di pantry.

"Ah, iya bentar!"

Tidak hanya Ovi yang mendekat, namun semuanya turut mengantarkan keberangkatan Jayden yang kebetulan ditebengi Elmira.

Setelah menyampaikan serentetan pesan oleh Bu Ovi yang paling bawel, akhirnya Jayden dibiarkan pergi oleh keluarga itu.

Elmira mencibir pelan. "Lebay banget orang cuma seminggu."

Jayden terkekeh dengan perkataan adik bungsunya, "Nggak lebay, El, mereka itu peduli."

"Aku juga peduli sama Mas Je, tapi nggak sebawel bunda. Mbak Aliyah aja ngga segitunya."

Jayden lagi-lagi tertawa. "Kenapa sih kamu? Sensi banget sama bunda."

"Ya abis bikin lama, udah tau Mas Je ngejar waktu kok."

"Halah, inimah kamu yang bad mood," katanya membuat Elmira berdecak karena memang benar mood-nya sangat tidak baik.

Semobil dengan Jayden itu lumayan menyenangkan bagi Elmira, setidaknya jauh lebih menyenangkan dibanding bersama Acha yang akan menguras habis tenaganya untuk berdebat. Mungkin faktor jarak usia yang lumayan jauh juga membuat Jayden selalu berhasil membuat Elmira merasa di sayang oleh seorang kakak, apalagi kakak laki-laki.

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang