Thrty-Scnd

7 1 0
                                    

Tandai typo-nya yaaa❣️




"Gue baru tahu lo kenal anak Dharmawangsa."

Elmira mendongak dan menemukan Kalel berdiri di depannya dengan tatapan yang belum pernah Elmira lihat sebelumnya.

Sejenis.. Ketidaksukaan yang diperlihatkan dengan jelas.

"Maksudnya, kak?"

"Lio."

"Saya nggak kenal dia."

"Ohh, kirain kenal," kata Kalel.

Elmira semakin tidak mengerti dengan tingkah laki-laki ini. "Kakak kenapa?"

Kalel terlihat menghela napas. "Lio itu anak Dharmawangsa, mereka musuh dari segi apapun. Kalo bisa gausah deket-deket apapun urusannya."

"Dia yang nyamperin saya cuma gara-gara pernah ketemu di tukang es kuwut."

Ada perasaan lega yang menjalari dada Kalel saat mendengarnya. Mereka tidak saling kenal.

"Bagus kalo gitu."

Elmira mengangguk-angguk paham. "Saya juga ngerti. Dia aja tadi nyuruh saya dukung sekolah mereka saya jawab kalo cuman Wiku kebanggaan saya."

Kalel otomatis menarik salah satu sudut bibirnya tersenyum miring. "Good. Emang harus gitu."

"Selamat kemenangannya."

"Oke."

Begitu saja?

Mungkin memang tabiat Kalel ini kalau menjawab sewajarnya saja.

Kini mereka berdiri di samping lingkungan yang agak jauh dari keramaian gymnasium dan kantin, tepatnya di sebelah masjid. Elmira memang keluar lebih dulu tadi karena benar-benar merasa gerah.

"Gue nggak suka cara lo liat kaya tadi."

"Gimana, kak?"

Kalel menatap gadis itu dengan tatapan datar kembali. "Lo ngeliat ke gue kaya di gym tadi. Gue males banget liatnya."

Elmira terdiam karena tak tahu juga mau jawab apa.

"Biasanya lo senyum, nyapa yang bener. Bukannya masang tampang kaya gitu," tegurnya berusaha menekan perasaan kesalnya akibat terganggu tadi.

Ia tak bermaksud mengintimidasi Elmira, hanya saja ia benar-benar tak suka.

"Maaf," kata Elmira pelan menundukkan tatapannya.

Kalel berdecak. "Lo ada masalah sama gue?"

Iya.

"Lo bisa bilang, tapi nggak harus pura-pura nggak kenal ketemu di bioskop. Di chat jawabnya sengaja lama padahal buka hp. Padahal gue beneran mau anterin lo pulang kalo sendiri, bahaya malem-malem balik sendiri. Udah gitu pas di gym ngeliatin gitu banget, mana gue disindir gara-gara nggak sengaja kelepas bolanya. Kalo gue tau bolanya mau lari ke lo juga gue nggak bakal ngobrol!" kata Kalel mengutaran kekesalannya. "Terus kalo lawan cetak poin nggak usah ikut tepuk tangan, lo kan di pihak gue!"

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang