Tandai typo-nya yaaa🍂🍁
"I'll see you again in my dream."
-Unknown
Letak kolumbarium Diana rupanya berjarak sekitar tiga puluh menit perjalanan. Lumayan jauh namun jalanan terasa lengang. Memang lengang sebenarnya, hujan-hujan seperti ini membuat banyak orang memilih menunggu hujan reda lebih dulu. Sehingga jalanan lengang.
Sekarang Elmira sudah dalam perjalanan kembali ke rumah karena ia berjanji pada ibunya akan sampai sebelum maghrib tiba.
Tadi saat berkunjung, Elmira sempat kesulitan mencari letak pasti kotak milik Diana, untung saja ada salah seorang petugas yang membantunya mencarikan.
"Ini punya putrinya orang kaya, mbak, saya denger-denger ayahnya yang punya hotel banyak gitu. Pak.. siapa ya saya lupa, tapi keluarganya belum pernah kemari lagi. Biasanya kalau baru-baru masih sering dikunjungi, paling lama dua hari sekali lah."
"Terakhir kemari kapan, ya pak?"
Bapak itu menggaruk alisnya, "Duh, saya kan kerjanya shift jadi nggak lihat terus, mbak. Cuma setahu saya ya waktu hari persemayaman itu. Setelah itu baru mbaknya yang kesini."
Elmira mengangguk paham.
"Bapak.. kenal dengan rata-rata pihak keluarga yang di semayamkan disini?"
"Wah, ya kenal to, mbak. Kolumbarium eksklusif gini pasti yang dateng itu-itu aja, cuma yang kaya-kaya yang bisa naruh abu di sini."
Iya Elmira tahu kenyataan itu. Bagaimana lagi, menemukan keluarga Diana juga bukan perkara mudah. Apalagi selama ini Diana sangat menutup diri soal keluarganya.
Sebetulnya Elmira juga tidak pernah mencoba mencari tahu karena ia paling tidak suka ikut campur urusan keluarga orang. Sangat kurang ajar kedengarannya.
Hanya saja menurut Elmira mereka keterlaluan.
Kotak milik Diana bahkan kosong melompong. Ketika Elmira mengedarkan mata ke sekeliling ia sedikit menyayangkan bahwa ia tidak membawakan vas untuk di letakkan disini. Barangkali untuk meletakkan bunga dan rutin menggantinya.
Kolom milik orang lain penuh dengan bunga yang terawat, juga foto terbaik mereka, dan beberapa ucapan serta harapan keluarga dan orang terdekat menandakan persemayaman itu rutin dikunjungi.
Elmira menghela napas.
Tiba-tiba terpikirkan nama ayah Diana yang hendak disebutkan petugas tadi. Jadi ayahnya seorang pengusaha, hotel dimana-mana, tapi mengurus kasus anaknya tidak becus sama sekali?
Mungkin lain kali Elmira akan bertanya lagi pada petugas itu saat berkunjung. Tak lupa membawa serta foto Diana yang terbaik untuk diletakkan di sana.
Kini ia harus fokus pada misinya dan teman-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never
Teen FictionElmira tidak menyangka tahun pertamanya di SMA Wijaya Kusuma membawa sebuah kejadian besar yang tidak pernah Elmira bayangkan sepanjang eksistensinya di dunia. Dimulai dari munculnya sebuah postingan yang menjadi sumber kejahatan revenge porn sanga...