Thrd

13 2 0
                                    

Tandai typo-nya yaa🦋

Part ini (atau mungkin beberapa ke depan) menyinggung perbedaan agama dalam hubungan. Tidak bermaksud menyinggung pihak manapun, murni untuk sebuah ilustrasi fiksi yang kebetulan menggambarkan sikap dari salah satu sisi.

 Tidak bermaksud menyinggung pihak manapun, murni untuk sebuah ilustrasi fiksi yang kebetulan menggambarkan sikap dari salah satu sisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I like you from afar,
Without your scent,
Without your hug
Without touching you."

-Unknown


"Dwans nih dipikir-pikir sukses juga ya," ujar Marcella. "Mayanlah."

"Beberapa kali ngisi live music juga nggak sih?" tanya Diana.

"Live music di mana, deh?" tanya Rere.

"Luminary Brews, pernah liat gue," kata Diana.

Rere berdecak sambil meminum nutrisari dari cup plastik nya. "Itu mah emang punya orang tua mereka kali."

Elmira sibuk bernyanyi pelan mengikuti iringan lagu yang dibawakan Dwans di panggung sana. Sesekali ia menyedot minuman rasa blewah miliknya karena gabut.

Mendengarkan gosip teman-temannya seru juga, hanya saja sekarang Elmira lebih memilih memerhatikan seseorang dari selasar lantai dua ini.

"Ohiya? Siapa?"

"Angelo kalo nggak salah, Or someone."

Diana ber-oh ria mendengarnya.

"Mereka itu cuma kumpulan anak orang kaya gabut," kata Marcella. "Mau sering manggung atau enggak, nggak ngaruh buat mereka."

Diana mengangguk setuju. "Nggak lagi cari uang juga."

Mereka kembali berfokus pada penampilan band yang tengah ramai diikuti iringan musiknya oleh para penonton.

Penutupan event olahraga ini berjalan dengan lancar sejauh ini. Ramai juga partisipannya.

"Udah berapa lagu sih, El?" tanya Rere pada Elmira. "Nggak capek juga orang-orang."

"Lihat tuh, masih pada loncat-loncat," ujar Diana terkekeh menunjuk orang-orang di bawah sana.

"Hm? Berapa ya, nggak ngeh gue," kata Elmira.

"Lah, nongkrongin dari tadi bisa-bisanya nggak ngeh," kata Diana geli.

Elmira meringis.

Sebetulnya bukan Dwans yang ia perhatikan, tapi teman dari personil Dwans yang tengah sibuk bersantai dengan kedua temannya yang lain sembari menunggu Dwans selesai.

Kalael, siapa lagi.

Sering kali Elmira tidak ingin jadi orang yang mudah suka orang lain. Apalagi mereka yang terlihat sangat tidak mungkin untuk sekedar berinteraksi lagi.

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang