Twnty-Eighth

11 2 0
                                    

Tandai typo-nya yaaa💌



Tandai typo-nya yaaa💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pesta ulang tahun milik Milan malam itu berjalan lancar. Semua acara yang tertulis di rundown dilaksanakan dengan baik, urut, dan tertib. Milan selaku pemilik acara tentu saja puas, dan para tamu undangan juga pulang dengan gembira.

Setidaknya itu yang mereka tahu.

Semenjak malam itu, Kalel memikirkan hal yang ia tidak yakin harus ia pikirkan atau tidak. Tapi yang jelas kondisi Elmira membuatnya tidak nyaman, terlebih ini bukanlah konflik pertemanan biasa.

Semua terlalu tidak biasa untuk ditangani anak kecil seperti mereka, sendirian.

Dan inilah yang Kalel lakukan setelah memikirkan banyak hal.

"Pah, senggang nggak?" tanya Kalel saat mendatangi ayahnya di teras rumah yang sedang membaca koran hari ini.

"Santai, nih, gimana, bang?"

Kalel mendudukkan dirinya di kursi samping ayahnya.

"Papah kenal baik sama Gumilar Wirabuana?" tanyanya langsung pada inti.

Mahendra menoleh sekilas pada putranya lalu terkekeh. "Tumben nanya soal gituan."

Dijawab seperti itu malah membuat Kalel diam. Mungkin kalau bersama orang lain Kalel akan menjawab ringan seperti yang biasa ia lakukan. Tapi entah kenapa saat ini Kalel tidak tahu harus bilang apa.

Mahendra yang menyadari putranya hanya diam tersenyum kecil.

"Kenal, bang. Kenapa nih?" tanyanya.

"Papah tahu soal kehidupan pribadinya?"

Mahendra mengerutkan keningnya sedikit. "Ya, sebagai kolega mungkin nggak punya kapasitas buat tahu. Nggak penting juga, kan. Tapi pasti ada lah yang sampe ke telinga."

"Apa yang papah tahu?"

Mahendra kini meletakkan korannya dan fokus pada pertanyaan putra sulungnya itu.

"Apa yang kamu mau tahu?"

Dari sinilah bakat cekcok dan memutar balik perkataan bisa Kalel dapatkan.

Maka kalau bicara dengan sang ayah, Kalel wajib dan kudu berhati-hati.

"Papah tahu beliau ada anak?"

"Tahu," kata Mahendra mengangguk. "Satu kan? Perempuan?"

Kalel diam saja.

"Status pernikahannya gimana pah?"

Kalel teringat ucapan Elmira soal ibu Diana bukanlah ibu Katrina. Kalau mereka memang beda ibu, kenapa bisa mereka berada di usia yang sebaya? Tidak mungkin kembar beda ibu, kan?

"Pernah nikah sama pengusaha kuliner di Australia, tapi cerai, setahu papah."

Kalel mengangguk mengerti.

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang