Thrtieth

15 1 0
                                    

Tandai typo-nya yaaa




"Tumben nggak ngebeo?" tanya Nathan menunjuk Milan yang makan dengan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben nggak ngebeo?" tanya Nathan menunjuk Milan yang makan dengan tenang.

"Ayam warna warninya mati satu," kata Jeriko.

"Tinggal beli lagi," kata Nathan.

Milan meletakkan sendok di mangkok dengan keras. "Lo nggak ngerti rasanya punya ikatan batin."

"Lo selama ini bangun ikatan batin sama ayam?" tanya Nathan.

"Semua peliharaan gue punya ikatan batin sama gue," kata Milan mulai makan lagi.

"Nggak waras."

Kalel hanya tertawa kecil dengan perkataan Nathan. Lagipula kalau dipikir-pikir ya buat apa juga membangun ikatan batin dengan ayam.

"BTW, matinya kenapa dah?" tanya Angelo.

Milan secara reflek melirik Kalel di sebelahnya.

Kalel yang merasa dilirik hanya melotot kecil. "Apaan? Masih mau nyalahin anak kecil? Makannya punya ayam dikandangin yang bener."

"Iya-iya," Milan menerima dengan lapang dada nasehat Kalel.

Jeriko yang sudah tahu akar masalahnya menahan tawa.

"Apa sih?" tanya Nathan sebal karena merasa tak tahu apa-apa.

"Nggak papa," kata Jeriko takut membocorkan tapi masih menahan tawa.

"Yang bener, nyet!"

Kalel menyenggol lengan Milan. "Kasih tahu."

Milan cepat-cepat berdehem dan menegakkan duduknya. "Kemarin pas kumpul keluarga nggak sengaja ayam gue kecekik Lila soalnya gue lupa ngandangin."

Kalel mengangguk sekali sambil menyendok makanannya.

Tak lama Nathan menyeringai. "Ngerti nih, gue."

"Gue enggak," kata Angelo

Dia saja fokus makan, bukannya menyimak.

"Makasih simpatinya," ujar Milan sinis.

"Udah, makan-makan," kata Jeriko tak mau berlarut menertawai Milan, kasihan juga.

Mereka makan dengan tenang. Soal ayam Milan, kemarin saat acara keluarga ayam warna-warni nya tak sengaja terlepas dan tertangkap oleh Kalila. Tahu sendiri nasib hewan kalau di tangan anak kecil jadi sangat mengenaskan. Jadilah peristiwa tercekik itu terjadi.

Milan sendiri mau marah-marah dengan Kalila takut sama abangnya. Dari kemarin Kalel terus mengintimidasinya untuk tidak menyalahkan Kalila.

Ini semua salah ayah Milan sebenarnya karena kandang yang berlubang tidak segera diperbaiki. Pokoknya semua salah orang lain, bukan salah Milan.

"Gabung, dong!" Katrina tiba-tiba datang dan meletakkan nampannya di meja kelima laki-laki itu.

Kelimanya mendongak.

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang