Tandai typo-nya yaaa
Terbiasa pulang dijemput, membuat Elmira hampir selalu mengecek ponsel setiap menjelang waktu pulang. Ia harus rajin berkabar supaya tidak terjadi miskomunikasi.Sebenarnya Elmira jarang sekali pulang terlambat, hanya saat-saat tertentu seperti persiapan kelas untuk partisipasi event sekolah, ataupun ekstrakurikuler. Tapi hari ini Elmira kembali harus pulang terlambat dikarenakan alasan yang lain.
Persiapan lomba yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu beberapa bulan lagi tentu harus dikejar maksimal.
Tadi Bu April sedikit datang terlambat untuk membimbing, sehingga persiapan mereka pun selesai melebihi jam pulang siswa.
Tak apa, sebuah usaha dan pengorbanan. Hitung-hitung menyogok Tuhan agar memberi hasil terbaik karena mereka juga mengusahakan yang terbaik.
Elmira melangkahkan kakinya secepat yang ia bisa meninggalkan area perpustakaan yang mungkin tinggal dirinya yang tersisa.
Shalitta dan Andin sudah lebih dulu berbelok ke arah gedung kelas sebelas, sehingga ia harus berjalan sendiri.
Dibilang takut, ya memang takut. Meskipun masih sore, bagaimanapun area sekolah yang sangat luas ini sudah sepi sekali. Perasaan merinding tetap kental bagi Elmira yang seringkali merasa jadi penakut.
Ia benar-benar berlari saat pintu kelasnya sudah terlihat. Segera Elmira masuk dan mengemas tas dengan cepat lalu menenteng sweater pink pastel nya untuk di tenteng. Tidak ada waktu untuk memakai, Elmira hanya ingin secepatnya sampai area depan sekolah yang kemungkinan masih ramai.
Langkahnya melambat seiring suara peluit yang semakin keras terdengar. Suara pukulan bola yang bertubi-tubi juga membuat Elmira sedikit tenang.
Ada orang disini.
Makin dekat suara bincang, teriakan, dan tawa beradu nyaring.
Benar, masih ada yang ekskul saat ini.
Baiklah kini Elmira bisa berjalan lebih santai tanpa perlu terburu seperti dikejar setan.
Gadis itu membuka ponselnya di tangan kanan. Ternyata Acha belum berangkat dari rumah untuk menjemputnya, dengan sebal ia ketikkan pesan agar kakaknya itu segera menjemput karena ada ancaman yang menanti.
"ELMIRO!!"
Teriakan nyaring itu membuat Elmira menoleh.
Waduh, ekskul voli rupanya yang belum selesai.
Matanya tentu saja menatap Katrina yang melambai ke arahnya, namun tidak bisa dihindari ia juga menatap sekilas pada Kalel yang turut menoleh karena suara cempreng Katrina menggema.
Elmira menggunakan tangan kirinya yang menggenggam sweater untuk melambaikan balasan pada Katrina.
"MAU PULANG?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never
Teen FictionElmira tidak menyangka tahun pertamanya di SMA Wijaya Kusuma membawa sebuah kejadian besar yang tidak pernah Elmira bayangkan sepanjang eksistensinya di dunia. Dimulai dari munculnya sebuah postingan yang menjadi sumber kejahatan revenge porn sanga...