Ffty-Thrd

38 1 0
                                    

Tandai typo-nya yaaa💟

Seminggu kemudian Janadi sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Seluruh kewajiban terapi, kotrol, dan lain sebagiannya harus dilakukan secara rutin setidaknya selama beberapa bulan ke depan sampai Janadi dinyatakan pulih sempurna.

Elmira masih dengan gipsnya namun sudah terasa ringan karena mulai terbiasa. Dokter bilang sekitar awal bulan April sudah bisa dilepas. Sekitar tiga minggu lagi.

Minggu depan UTS akan kembali dilaksanakan.

Rasanya semua berlalu sangat cepat. Keadaan juga berubah lumayan cepat meski banyak faktor yang mendasari.

"Ayo, Ra."

Elmira mendongak saat Kalel sampai di lobi.

"Kak El ngarang nggak, sih?" tanya Elmira.

Kalel berdecak. "Liat di mobil gue kalo nggak percaya."

"Iya iya."

"Ayo cepet."

Elmira berjalan mengikuti Kalel menuju parkiran.

Tadi pagi Lia menitipkan pada Kalel beberapa barang dan katalog yang ia tak tahu tentang apa, untuk diberikan pada Ovi lewat Elmira.

Jadi Kalel akan memberikannya pada Elmira sekalian pulang sekolah ini.

"Sedih deh, udah mau UTS lagi."

"Ngapain sedih, gue sama yang lain juga UTS."

Elmira berdecak. "Ya kan maksudnya jadi pusing-pusing lagi gitu."

"Kalo nggak pusing-pusing namanya liburan, bukan sekolah," kata Kalel.

"Ish, mengeluh ke Kak El itu emang salah tempat. Nggak relate sih. Anak pinter," cibir Elmira.

"Lo juga pinter."

"Tapi nggak masuk paralel."

"Tapi tiga besar di kelas," kata Kalel.

Elmira menghela napas. "Padahal saya udah mati-matian belajar mentoknya peringkat tiga kelas."

"Peringkat itu bukan segalanya, Ra."

"Iya tapi itu proof kalo kita layak."

"Nggak juga, banyak jalan yang bisa ditempuh."

"Buat orang yang nggak punya prestasi non akademik kaya saya, ngincer jalur akademik itu harus," kata Elmira.

"Terus yang debat itu apa?"

Elmira terdiam.

"Jangan apa-apa dijadiin bahan overthinking yang ujungnya bikin minder. Kalo semua orang cuma lihat yang pinter dari akademik, apa kabar yang bakatnya di seni? Gimana sama mereka yang jago olahraga?" tanya Kalel. "Lagi pula prestasi debat lo itu udah membuktikan kalo lo bukan sekedar pinter, lo itu cerdas. Nggak semua orang punya kemampuan public speaking, problem solving, dan critical thinking kaya anak-anak debat."

Elmira langsung berdecak menahan senyum.

"Ah, Kak El selalu bikin gagal overthinking," kata Elmira.

"Ngapain melihara penyakit kaya gitu? Live your life, jangan tergantung sama standar masyarakat. Mereka juga nggak selamanya bener," kata Kalel membuka kunci mobil dengan kunci di tangannya.

"Kak El diem diem pendengar Mario Teguh."

"Suka-suka lo, lah," katanya melihat barang-barang di jok belakang.

"Atau Mario Bros?"

Kalel memutar badan dan menatap datar pada Elmira membuat gadis itu tertawa.

"Lo yakin bisa bawa barang sebanyak ini?" tanya Kalel menyingkir dari depan pintu supaya Elmira bisa melihat barang yang dimaksudnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Will NeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang