Tandai typo-nya yaa
Meet the El² moment!
Elmira tidak menyangka akan mendapat surat panggilan kedua dari polisi sebagai seorang saksi. Kali ini tanpa melalui perantara sekolah melainkan langsung dikirim ke rumah.
Ayah dan bunda nya sudah mengetahui dan memutuskan untuk mendampingi putrinya lewat seorang pengacara, teman Janadi semasa kuliah dulu.
Sebagian dirinya lega karena akhirnya ia terlepas dari kuasa hukum sekolah dan segala aturan mereka, tapi sebagian lainnya tentu bertanya-tanya, apa yang ditemukan polisi terkait kasus Diana sampai ia dipanggil lagi?
Jawabannya sudah tertera pada surat panggilan yang datang senin yang lalu.
Pertama, polisi menemukan akun penyebar video dan pengirim menfess. Kedua, mereka berhasil melacak lokasi akun tersebut dengan IP. Ketiga, keterlibatan orang baru, kepala sekolah, yang ternyata turut terseret buntut dari surat yang ditinggalkan Diana menyebutkan pasal pihak sekolah.
Tebak, apa yang akan mereka tanyakan pada Elmira terkait ketiga hal itu? Mereka bahkan seharusnya bisa lebih tahu dari Elmira.
"Kalian ada yang bawa kendaraan?" tanya salah seorang pegawai yayasan yang meminta Elmira dan Kalel menemuinya di lantai dua gedung perkantoran.
"Enggak bawa, pak," kata Elmira jujur.
Kalau diminta naik ojol yasudahlah, mau gimana lagi. Toh, ia janjian dengan Om Jovi langsung di kantor polisi.
"Saya ada," kata Kalel.
"Yaudah nanti kalian bareng, ya?" tanya pegawai itu menunjuk Elmira kemudian Kalel.
Elmira hendak mengangguk tapi bingung. Bukankah seharusnya minta ijin dulu pada Kalel? Elmira jadi sebal dengan pegawai itu menempatkannya di posisi tidak enak.
"Baik, pak."
Nyatanya suara Kalel mengejutkannya. Si pemilik sendiri yang langsung mengkonfirmasi. Elmira jadi makin tidak enak.
"Oke kalo gitu, silakan berangkat, pastikan sampai tujuan. Pesan saya, jawab sebaik mungkin pertanyaan dari petugas, jangan lupa jaga nama baik sekolah dan yayasan."
Cih.
Jaga sendiri nama kalian. Elmira berencana menceburkan mereka. Ia tidak takut.
"Silakan."
Elmira menghela napas setelah petugas itu kembali ke ruangannya. Dengan cepat ia bicara pada Kalel.
"Kak, maaf ya tadi saya nggak jawab soalnya belum ijin kakak misal mau ikut nebeng."
Kalel beranjak diikuti Elmira.
"Kayanya gue bakal denger permintaan maaf rutin lo lagi ya," kata Kalel mendengus geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Never
Teen FictionElmira tidak menyangka tahun pertamanya di SMA Wijaya Kusuma membawa sebuah kejadian besar yang tidak pernah Elmira bayangkan sepanjang eksistensinya di dunia. Dimulai dari munculnya sebuah postingan yang menjadi sumber kejahatan revenge porn sanga...