Pasien No. 3

6.8K 409 71
                                    

🔞🔞🔞

Untuk kalian yang belum membaca Cerita Beka (Catatan Bahagia 2 (Kuning)), dianjurkan membaca oneshot tersebut lebih dulu, ya.

Warning:

Mengandung adegan dewasa. Tipis-tipis.

🔞🔞🔞


| Tiara: kangen deh
| Tiara: ketemu yukk. Bills on me.

| Laras: Sayang, sabtu ini kosong kan? Temenin aku yuk ke bday party sepupuku. Pake mobil aku aja

| Diana C.: lg gym tiba2 keingetan kamu, B. Pengen dijilatin kayak kemarin deh
Diana C. Sent a photo
| Diana C.: buat jajan kamu ya :)

Beka menatap datar bukti transfer yang diterimanya dari Diana C., wanita itu mengirimkan tambahan Rp5.000.000 untuk bulan ini dan Beka tidak tergugah. Bukti transfer dan riwayat chat itu dihapusnya.

"Brown sugar latte untuk Kak Beka."

Mendengar namanya dipanggil, Beka segera beranjak dari kursi dan mengambil kopi pesanannya di area pick up. Saat tubuhnya kembali duduk, tangannya sudah siap memeriksa ponselnya untuk membaca sisa chat masuk yang belum dibacanya.

"Hayoo! Katanya mau ke toilet, tapi malah nongkrong di sini."

Beka belum sempat menyeruput es kopinya atau membuka aplikasi WA saat seseorang memeluknya dari belakang. Dia hanya diam, tidak menanggapi karena dia tahu siapa yang baru saja menghampirinya. Suara itu dikenalnya, begitu juga aroma parfum dan sentuhannya—"I'm sleepy. Want some?"

Valeria, wanita yang sampai setengah jam lalu bersama Beka lalu Beka tinggal dengan alasan ingin ke toilet, tertawa sebelum meletakan seluruh paper bag belanjaannya di lantai. Wanita itu menggeleng.

"Pesan yang biasa, gih. Kamu tadi bayar pakai kartuku, 'kan?"

"Nggak, pakai cash."

"Kenapa bayar cash? Kan sudah kukasih kartu. Dipakai dong buat jajan."

Beka tertawa kecil sebelum menyeruput es kopinya. Pria itu bangkit dari tempat duduknya dan menyempatkan mengusap lengan wanita yang duduk di hadapannya. "Sesekali pengen ngejajanin Tante Val, boleh, ya?"

Wanita itu memegangi tangan Beka yang sedang menyentuhnya lalu mendongak. Dengan suara pelan wanita itu berkata, "you already make me happy by staying by my side, Beka. Giliranku yang bikin kamu senang."

"Aku pesan dulu minumannya terus kita lanjut ngobrol di mobil, ya?" Sambil menunduk, Beka mengambil acak satu bungkusan belanjaan paling kecil yang berada di dekat kaki Valeria. Masih dengan posisi menunduk, pria itu meletakan bungkusan kecil itu di pangkuan Valeria dan mencuri kesempatan untuk mengusap paha wanita itu. "Udah tugasku untuk nemenin dan bikin Tante senang."

Antrian di depan Beka masih tersisa satu orang dan sepertinya akan memakan waktu karena wanita itu masih sibuk menanyakan seluruh menu yang tersedia.

Sambil menunggu, dia mengeluarkan ponselnya lalu kembali menggulir layar ponselnya. Dari banyak kontak wanita yang pesannya belum dibaca, ada satu nama yang membuat ibu jari Beka refleks menekan.

| Dr. Luki A.: Td dateng
| Dr. Luki A.: what's wrong w u two?
| Dr. Luki A.: did u do smth? Dia keliatan marah denger nama lo
| Dr. Luki A.: nvrmnd. gue gk peduli. jgn macem2 di klinik! she starts tomorrow

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang