Pasien No. 13

4.5K 302 27
                                    

>>> Yth, Pimpinan Klinik Hartal Medicia (...)
| Setan Kosan KB: Ron, bs tolong ikutin ini?

| Me: itu offline ya?

| Setan Kosan KB: iya. Tolong yaa


Mau mengumpat, tetapi Rona tidak bisa. Meskipun pengumuman itu baru di-share oleh Beka di grup besar 'Group Hartal Medicia' jam 2 pagi, Rona tidak punya pilihan selain mengikuti instruksi. Balasan berupa pertanyaan darinya saja sudah dibaca oleh dr. Gadis, artinya dia tidak bisa mengelak atau tiba-tiba beralasan berhalangan hadir.

Harus profesional.

Ini bukan lagi acara kampus yang diadakan oleh senior dan kalau tidak diikuti semua pesertanya diancam tidak akan lulus tepat waktu atau diancam akan kesulitan masa koasnya. Ini dunia kerja dan Rona adalah orang baru.

Yang sabar, Rona ... batinnya dengan wajah cemberut.

"Abis ini ada acara, Ron?" Beka yang baru keluar toilet langsung duduk di tepi tempat tidur ruang jaga sambil mengenakan APD.

"Kok lo masih di sini? Jaga sana yang bener."

"Pasiennya belum ada," jawab Beka santai sambil mengikat tali headcap bermotif bola sepak. Pria itu berjalan ke lokernya, entah melakukan apa, tetapi bunyinya sangat berisik. "Nggak apa-apa kan tiba-tiba gue minta tolong wakilin ketemu sama orang puskesmas? Bakal ada yang marah nggak, nih?"

"Nggak usah basa-basi, deh," tandas Rona sambil membuka sebotol air mineral. "Harusnya lo tanya waktu masih sore, di saat semua orang masih aktivitas. Apa yang lo harapkan dengan mengirim instruksi jam 2 pagi, di grup besar, dan sekarang masih nanya if it was okay setelah gue duduk di sini?"

"Galak banget sih, Ron," gumam Beka dengan suara yang cukup keras dan bibir sedikit dimanyunkan. "Baru mau gue puji lo cantik banget pagi ini."

Rona bergidik.

Mendapat pujian dari Beka membuat bulu kuduknya meremang.

"Biasanya juga cantik, tapi hari ini ... you look gorgeous," lanjut Beka sebelum menutup lokernya lalu berjalan menghampiri Rona untuk meletakan sebuah cap dan pena. "Jadi, gini. Pihak puskesmas ke sini mau kunjungan dalam rangka kerjasama pelaksanaan program TB DOTS*. Bulan lalu Gadis udah sempat ikut pemaparan dan hari ini baru mau TTD MOU. Kata Gadis, untuk TTD MOU tetap pakai nama dia sebagai pimpinan klinik, tapi dia mau nunjuk lo sebagai PIC program TB DOTS kita. Jadi, ke depannya semua pelaksanaan program atau pertemuan bulanan, itu bagian dari tugas lo."

Kening Rona mengerut.

Beka melanjutkan, "nanti berkasnya lo aja yang wakilin tandatangan. Pake cap ini dan bentuk tandatangan Gadis kayak gini. Latihan dulu aja, biar terbiasa."

"Program TB bukannya ada format laporan sendiri, ya? Yang harus di-input ke website SITB supaya data pasien tercatat se-Indonesia." Rona bertanya sambil memperhatikan bagaimana Beka menorehkan ukiran nama 'Gadis A.' di secarik kertas. Di atas meja, jari telunjuknya bergerak mengikuti.

"Iya, lo tau cara ngisinya?"

Rona mengangguk pelan. "Waktu isip gue kebagian rotasi di poli TB dan diajarin cara ngisinya."

"Serius, Ron? Yang TB 01, 02, 03 ... lo paham?"

Tangan Rona semakin lihai bergerak di atas meja. Begitu menerima pulpen pinjaman dari Beka, dia langsung menerapkan hasil latihannya. Tiga kali percobaan dan dia sudah ahli meniru tandatangan Gadis. "Ya, pahamlah! Hari pertama sif di poli TB gue ditanya-tanya. Kalo nggak bisa jawab, dihitung absen satu kali. Untung dulu waktu interna gue ngikutin dr. Yatno, jadi gue khatam ilmu TBC."

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang