Pasien No. 18

4.6K 364 97
                                    

Today's the day!

Hari ini Rona akhirnya akan jalan berdua dengan Beka dan perlu digarisbawahi bahwa ini bukanlah kencan!

Mereka hanya akan bertemu dan membicarakan mengenai terms and condition hubungan mereka berdua. Tentu saja Rona sudah bersiap dengan ilmu FWB yang dia pelajari dua hari belakangan.

Dari hasil menelusuri sosmed dan tanya-tanya Avery (juga Ganesa) inti dari hubungan FWB itu adalah intimacy.

Tentu saja selain hal itu Rona juga mengingat dalam hati bahwa dalam hubungan FWB selain diperlukan kejujuran—tidak perlu sampai terlalu terbuka dalam masalah pribadi, minimal saling terbuka mengenai orientasi seksual dan ada atau tidaknya hubungan lain di luar FWB yang dijalani. Sepertinya ini penting untuk jaga-jaga seandainya diketahui bahwa salah satu dari mereka di kemudian hari terjangkit IMS—dia perlu melupakan yang namanya personal feeling. Alias nggak boleh baper.

Untuk mencegah timbulnya rasa itu ada baiknya untuk tetap menjaga jarak dan mempertahankan hubungan yang berlandaskan aspek seksual saja.

That means no hope, no expectation, and not socializing outside the room.

Ini menarik, menurut Rona.

Siapa sangka dengan mengatur batasan-batasan yang pasti, hubungan FWB bisa jadi sangat berguna dalam menjauhkan Beka dari kehidupannya.

Memang sih dia masih harus melakukan kontak seksual dengan laki-laki yang sudah mengganggu ketenangan hidupnya, tetapi setelah 30-50 menit, mereka tidak akan bertemu atau bersosialisasi lagi!

'Don't wear revealing clothes! No make up! No perfumes! Jadilah wanita yang tidak menarik, tidak punya sex appeal, dan terlihat mengecewakan!'

Satu kalimat wejangan itu diulang setidaknya sepuluh kali oleh Avery melalui chat, voice note, dan melalui telpon sejak kemarin ketika Rona menceritakan progres FWB-annya dengan Beka. Mudah bagi Avery untuk berkata demikian, tetapi bagaimana caranya?

" ... and how should I turn myself into a boring looking woman?" tanya Rona yang sudah bangun sejak jam 7 pagi dan sedang kebingungan di depan lemari sambil menyeruput Popmie. Opsi yang dimilikinya kali ini hanyalah baju jaga dan kaus berlogo perusahaan farmasi yang didapatnya dari seminar kesehatan. Hanya dua itu yang bisa membuat penampilan Rona jadi biasa-biasa saja dan tampak out-of-place.

Dan untuk masalah make up ... ini juga sulit.

Rona mengenal Beka jauh sebelum dirinya belajar memakai kosmetik. Jaman maba dulu, kali pertama mereka bertemu, Rona hanyalah lulusan SMA pinggir Jakarta yang tidak menarik. Rambut dikuncir ekor kuda, wajah kusam yang hanya dicuci dengan sabun muka saat mandi, dan jerawat hormonal yang menghiasi area pipi dan kening. Belum lagi bau parfum bocah yang dibeli dari supermarket dan baunya seperti esens buah. Yang kalau sudah berkeringat baunya akan kalah dan hilang.

She's a different woman now.

Rona sudah tambah usia, sudah mengenal kosmetik dan produk perawatan kulit, dan dia pun sudah bekerja sehingga ada rasa ingin tampil berbeda. Untuk apa dia berpura-pura tampil tidak menarik hanya untuk membuat Beka enyah dari hidupnya?

Untuk saran yang satu itu, Rona menolak mengikuti.

Dia akan berpakaian dan berdadan seperti biasa.

Lagipula, dia sudah memiliki dress selutut baru yang dibelinya saat flash sale di e-commerce dan sayang kalau tidak dipakai.


✿✿✿

| Setan Kosan KB: kabarin klo udh sampe

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang