Pasien No. 24

4.1K 323 57
                                    

Disclaimer:

Bab ini mengandung spoiler untuk cerita 'When He Texts You After Midnight'
Disarankan untuk membaca cerita tersebut lebih dulu untuk bisa memahami inti masalah di bab ini.


---------------


"Jangan cari-cari kesempatan, deh!"

Maybe life's not really good.

Tangan Beka yang semula melingkari pinggang Rona dan berniat bergerak naik langsung berhenti saat ditegur dan ditepuk cukup keras hingga terasa sedikit panas.

"Tidur aja yang bener, nggak usah pegang-pegang."

Beka mendelik, tetapi Rona tidak bisa melihat itu karena posisinya membelakangi. Akhirnya Beka menyerah dengan segala bentuk usahanya menyentuh Rona dan membenamkan wajahnya di tengkuk sang kekasih.

"Gue salah mengira tidur sama lo bisa bikin nyenyak," bisik Beka sebelum menghirup samar aroma sabun dari tengkuk Rona. "Ternyata tidur bareng kayak gini malah bikin my batteries fully charged."

"Tidur, Beka."

"Iya, Ron." Pria itu memejamkan matanya. "Ini udah nyoba merem, tapi nggak ngantuk juga."

Rona mengembuskan napasnya. Sepertinya sudah tidak mau menanggapi apapun omong kosong yang Beka katakan.

But it's alright.

Momen seperti ini sudah cukup untuk Beka.

Rasanya menenangkan dan dia berharap waktu berjalan lebih lama lagi. Sayangnya, jam di nakas di sisi Rona menghadap ke arah mereka dan menunjukan bahwa waktunya bersama Rona akan segera habis.

Mungkin, weekend selanjutnya, mereka harus lebih sering menghabiskan waktu seperti ini. Atau bisa juga dengan mengajak Rona jalan-jalan ke suatu tempat dan tidak melakukan apapun. Hanya makan enak dan berbaring.

Ya, mungkin lebih baik begitu.

Selama ini Beka belum pernah jalan-jalan untuk menikmati waktunya.

Semuanya dihabiskan di ibu kota, di kafe-kafe elite, dan di dalam kamar. Terkadang, kalau kepepet, di dalam mobil di sebuah parkiran basement.

He's not an outdoor kind of guy, tetapi dia mengenal beberapa orang yang bisa diminta saran destinasi terbaik untuk menghabiskan waktu dengan kekasih. Ya, mulai besok dia akan mencari info dan memberi kejutan untuk Rona.

Perlahan, mata Beka mulai terasa lelah dan berat. Kepalanya pun semakin dalam ditarik oleh bantal empuk yang harumnya sama seperti wangi parfum Rona. Saat pertahanan dirinya mulai terbuka, Beka merasakan hangat telapak tangan Rona menyentuh punggung tangannya lalu tangan kecil itu menggenggamnya.

Ada seulas senyum di bibir Beka.

Dia tahu, meski hanya punya sisa beberapa jam, tidurnya akan lelap dan sewaktu terbangun nantinya, tubuhnya akan merasa kembali segar.

Or, maybe not?

Telinga Beka mengenali ada suara getar yang cukup kentara. Jelas bukan ponselnya karena Beka selalu menonaktifkan ponsel saat bersama Rona. Lantas, kalau bukan ponselnya"Rona."

"Hmm?"

"Your phone."

"Hape gue kenapa?"

Beka melepaskan pelukannya. "Hape lo dari tadi getar, tuh."

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang