Pasien No. 21

4.7K 350 78
                                    

🔞🔞🔞

Warning:

Mentioning sexual activities and drugs.

🔞🔞🔞



"Nah, kan! Akhirnya dateng juga."

Suara keras Bang Ramli membuat Beka menggerutu sebal. Iya, dia sadar diri sudah datang terlambat. Bukan sembarang terlambat, tetapi nyaris 30 menit terlambat.

Rona berjalan keluar dari pos satpam sambil memeluk totebag—yang sepertinya berbeda dengan yang Beka bawakan tadi pagi dan besarnya hampir 1.5 kali dari besar totebag Rona yang biasa—dan tatapan tajam.

"Parah banget lu! Dok Rona sampe nyaris ketiduran nungguin," ujar Bang Ramli mengompori. Sama sekali tidak peka terhadap kepanikan Beka yang berkali-kali nyaris menabrak kendaraan lain saking ngebutnya.

"Kok nunggunya di pos, Ron?" Beka mencoba basa-basi seraya memberikan helm merah pada kekasihnya itu, tetapi usahanya gagal. Tatapan Rona begitu tajam menghunjam dan dengan sadar Beka memilih tutup mulut. "Balik ya, Bang. Thanks udah jagain Rona."

"Siap, Dok! Hati-hati pulangnya. Selamat weekend!"

Sebelum kembali melajukan motornya, Beka menoleh untuk memastikan Rona sudah duduk nyaman di belakangnya. "Mau mampir cari makan dulu atau—"

"Langsung aja."

"Yakin nggak ada—"

"Udah jangan tanya-tanya lagi. Badan gue udah lengket banget nih tadi ada pasien muntah-muntah."

"Ah, okay." Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Beka membunyikan klakson untuk memberi tanda pada Bang Ramli lalu melajukan motornya menuju apartemennya.


✿✿✿



Ini semua kesalahan pribadi dan Beka tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.

Hari ini dia libur jaga, jadi sejak selesai menyiapkan bekal untuk Rona dan mengantar Rona ke klinik, dia langsung menemui Tante Merry. Salah satu klien Beka yang aslinya tinggal di Kalimantan dan sedang ada kunjungan dinas ke Jakarta.

Setelah seharian menemani Tante Merry berbelanja ke PI—dan dibuat kelelahan karena harus membawa seluruh belanjaan wanita itu—dia harus menahan bosan menunggu wanita itu perawatan di sebuah klinik kecantikan dan berlanjut massage. Belum lengkap sampai di situ, Beka harus menemani wanita itu makan cantik di sebuah kafe lalu berlanjut check in ke hotel yang sudah di-booking oleh wanita itu.

Tante Merry ini adalah klien unik with good tips.

Dia tidak pernah meminta untuk disentuh, tetapi sebagai gantinya dia akan membawa salah satu asistennya dan Beka disuruh untuk bercinta dengan asistennya kalau ingin diberi tip lebih.

Terkadang hanya satu asisten, terkadang Beka dibuat kewalahan dengan adanya 2-3 orang sekaligus.

Menurut mereka—para asisten pribadi Tante Merry—wanita itu hanya terangsang melihat wanita yang ditiduri. Wanita itu tidak berminat pada Beka atau lelaki manapun. She only cares about her beautiful assistants.

Ini hanya kabar yang belum bisa dikonfirmasi, tetapi menurut salah seorang asisten Tante Merry yang sekarang menetap di Jakarta dan sesekali Beka temui di klub, Tante Merry tidak pernah tidur dengan suaminya sejak menikah puluhan tahun lalu. Suaminya tahu tentang hobi istrinya dan semua asisten pribadinya harus mau memakai KB.

Weird but he doesn't really care.

Setelah menerima bayaran dalam bentuk cash dengan 50% tip karena overtime, Beka segera pergi dari hotel itu kembali ke KB untuk mandi dan menjemput Rona di klinik.

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang