Pasien No. 29

3.3K 290 36
                                    

Seharusnya hari ini Rona jaga klinik full shift sampai nanti malam, tetapi pukul 6 pagi Beka mengabari bahwa Gadis menyetujui untuk memberi Rona cuti sampai kondisinya jauh lebih baik. Sebagai gantinya, Gadis menggantikan jaga setengah hari dan nanti siang Beka yang melanjutkan.

Bicara tentang Beka, pria itu menjemput Rona di rumah sakit pukul 2 pagi dan mereka berdua pulang setelah mengurus administrasi. Dalam perjalanan pulang, tidak ada seorang pun yang berbicara. Beka membiarkan Rona berbaring di kursi belakang dan sepanjang jalan yang mengisi percakapan mereka hanyalah samar deru mesin mobil.

Sesampainya di kosan, mereka berdua disambut seluruh penghuni kos ditambah Avery.

Sahabat Rona itu berlari menghamburkan pelukannya untuk Rona sambil menangis, tetapi bukan karena melihat kondisi Rona yang berjalan gontai sambil dituntun Beka dan penuh luka. Dia meraung karena mendengar berita bahwa Issa ditangkap oleh polisi.

Ya, berita penangkapan itu telah menjadi berita yang menggemparkan jagat ULILA.

Wajah Issa terpampang hampir di seluruh portal berita, diikuti dengan kata 'Dokter Alumni FK ULILA', serta kompilasi screenshot pengakuan korban pemerkosaan di Twitter.

"Girl, I think you should let her take a rest. Can't you see how bad her condition is?" Jacob berusaha menjauhkan Avery dari tubuh Rona yang sudah tidak bisa berdiri tegak, tetapi ditepis kasar oleh Avery. Sahabat Rona itu malah memarahi balik, mengatakan bahwa Jacob tidak paham kondisi keluarganya saat ini dan meminta agar Jacob tidak ikut campur.

"Per, he's right," gumam Rona tepat sebelum Beka berbicara. Dia sempat melihat bagaimana mata Beka begitu sinis menatap pada sahabatnya. "I'm sorry but I'm too tired. Can we continue the talk later?"

Dan tanpa mendengar respon Avery, Beka lebih dulu menuntun Rona masuk ke kamar untuk beristirahat.

Setelah menyampaikan kabar dari Gadis, Beka yang pagi ini membawakan sarapan dan obat-obatan menceritakan kejadian yang Rona lewatkan sejak semalam. Katanya Avery tidur di ruang tamu. Sahabat Rona itu mengatakan tidak mau mengganggu Rona dan tidak mau menyulitkan penghuni lain. Lalu Ganesa akhirnya pulang diantar oleh Mahesa kira-kira satu jam yang lalu.

"I don't know the details but she said Jacob helped her contacted her parents. Katanya orang tuanya udah dengar berita tentang Issa dan dalam perjalanan pulang ke Jakarta," cerita Beka sambil membantu Rona mengeringkan wajah dengan handuk. "Dia lagi sarapan sama anak-anak di pendopo. Ada Ganesa sama Obyn juga."

Rona meringis saat handuk yang dipegang Beka menyentuh pipinya.

"Sorry."

"It's fine. Can I just do it myself?" Rona segera merebut handuk dari tangan Beka dan menjauh untuk mengelap leher serta lengannya dari sisa basah setelah mandi.

Selagi Rona mengeringkan badan, Beka menunjukan sebuah plastik zip lock. "Ini dari Robyn, katanya semalem dia temuin di dekat mobilnya Issa. But I don't think you can use it anymore."

Rona mengembuskan napasnya ketika menerima plastik berisi ponsel pemberian Beka. Layar ponselnya hancur berkeping-keping, case plastiknya retak, dan layar di sudutnya terangkat dari badan ponsel.

Ditatapnya lama benda itu dengan senyum tipis.

"Setelah hampir lima tahun, akhirnya rusak juga," gumamnya seraya menyerahkan kembali benda itu pada Beka untuk ditaruh di meja. "Did you see my text?"

"I did," jawab Beka seraya menarik kursi dan duduk di hadapan Rona. "And it's too late. Gue coba telpon balik, tapi nggak bisa. Ternyata hapenya jadi kayak begini."

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang