Pasien No. 20

5.1K 358 91
                                    

Aroma olahan telur membuat Rona sontak membuka mata dan memandang heran pada langit-langit yang terlihat miring. Keningnya mengerut lalu dipandanginya sekitarnya.

Saat bangkit, Rona memandang heran pada tubuhnya yang memakai kaus longgar dan posisi tidurnya yang melintang di atas tempat tidur. Sambil menyugar rambutnya, dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam dan merasa percuma di detik berikutnya. Yang diingat hanyalah mereka semalaman melakukan banyak hal dan berhenti saat Rona merasa lapar, setelah menyantap makan malam mereka berdua langsung tidur.

Rona menunduk dan melihat bekas gigitan Beka di sekitar pahanya. Pria itu benar-benar tidak main-main saat mengatakan 'he likes cute things and he bites'.

Dengan langkah gontai, Rona berjalan ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Dia melepaskan seluruh pakaiannya lalu terdiam menatap cermin. Dia berbalik untuk menatap bokongnya lalu pikirannya kembali pada saat Beka memuji bokongnya.

'I like your breast, but your ass ... they're gorgeous.'

'Let me fuck your ass next time.'

'These babies are mine now.'

Memang di antara seluruh anggota tubuhnya, Rona jauh lebih percaya diri dengan bokongnya. Teman-teman perempuannya selama koas pernah—bahkan sering—melihat tubuh satu sama lain dan menurut testimoni mereka bentuk bokong Rona itu seperti bentuk hati terbalik. Awalnya Rona tidak bisa melihat hal itu sampai akhirnya dia dan teman-temannya saling memotret dan mencari tahu di Internet; yes, turned out she has heart-shaped butt.

Sambil memandangi bokongnya yang memiliki satu bekas gigitan yang begitu kentara. Rona menggigit bibirnya.

Kedua tangannya kemudian memegangi bokongnya, memijatnya, lalu menepuk pelan untuk melihat bagaimana penampakannya yang semalaman jadi pusat perhatian Beka.

"Not bad," pujinya sambil mengangkat satu alisnya lalu bergegas mandi.


✿✿✿


"Pagi," sapa Rona yang memutuskan untuk mandi dan keramas sebelum menyusul Beka di dapur.

Pria itu tidak mengenakan apapun, hanya sebuah celana futsal yang kemarin pagi dipakainya.

Dan saat Beka berbalik, Rona refleks membuang muka. Dia masih belum bisa menatap balik setelah apa yang terjadi semalam dan kalau melihat Beka, rasa-rasanya semua kembali terputar dalam benaknya.

Memalukan.

"What's wrong?"

Pria itu menatap heran pada gelagat Rona yang terus menunduk saat berjalan melewati untuk mengambil air mineral lalu menegak air itu dalam posisi membelakangi. Rona mungkin tidak melihatnya, tetapi di belakangnya, Beka mengulum senyumnya.

Namun, pria itu tetap diam.

Dia sama sekali tidak menggoda Rona atas apa yang sudah terjadi di antara mereka berdua semalaman.

"We're running late. Jam segini kuliner sarapan di belakang udah pada abis, jadi tadi gue cuma sempat beliin bubur ayam sama lemper. I made scrambled eggs, mau ditambah apa lagi, Ron? Biar gue buatin."

Rona melirik pada bungkusan di atas meja konter. Kemarin Beka sempat bilang mau mengajaknya mencoba lontong sayur dan rencana itu benar-benar terlupakan oleh Rona.

Ah, sialan!

Gara-gara Beka, Rona jadi tidak bisa fokus dan mengingat apa-apa saja yang kemarin mereka bicarakan.

When The Room Gets Too HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang