Satu minggu telah berlalu. Angel kira hubungannya dengan Jason akan mengalami peningkatan, mengingat mereka telah melakukan kegiatan panas di apartemen pria itu minggu lalu. Angel yakin sekali, bahwa pria itu juga menyukainya. Sebab wajah Jason tampak puas, mengisyaratkan bahwa ia sangat menikmati permainan mereka.
Namun pikiran Angel ternyata salah, karena Jason justru tampak biasa-biasa saja terhadapnya setelahnya. Jason sama sekali tidak melirik atau menunjukkan minatnya kepada Angel di sekolah, seolah-olah menegaskan bahwa tidak ada yang pernah terjadi di antara mereka.
Marah. Kesal. Sakit hati. Suasana hati Angel berubah menjadi tak tentu arah selama seminggu terakhir karena hal itu. Meski ia telah melakukan berbagai usaha, seperti mengikuti akun sosial media Jason, mencoba mengirimi pesan pribadi ke pria itu, namun tetap saja. Tidak ada respons apapun dari Jason untuknya.
Pria itu sungguh menyebalkan.
Dan dalam waktu yang bersamaan juga membuat Angel semakin penasaran.
"Jason sialan! Gue doain nggak bisa ngaceng lagi mampus lo!" umpat Angel penuh emosi sambil meremas kaleng sodanya. Setelah menghabiskan waktu dengan hanya diam melamun, akhirnya Angel kembali melontarkan kata-kata makian yang sudah bersarang di otaknya sejak tadi.
Saat ini Angel sedang duduk bersama Desty di salah satu bangku taman yang ada di sekolahnya. Setelah mengumpat, ia kembali meminum minuman sodanya sambil berusaha untuk meredam emosinya. Meski usaha itu akhirnya sia-sia tatkala Angel tanpa sengaja menangkap sosok Jason yang sedang berjalan bersama kepala sekolah menuju kantor guru.
Mata Angel mengikuti langkah Jason yang sepertinya sama sekali tidak sadar kalau ia sedang dipelototi. Pandangan Angel tak teralihkan sampai Jason menghilang ke dalam kantor guru, seolah Angel telah menyiapkan laser di matanya yang siap melubangi kepala Jason kapan saja.
"Kenapa sih lo? Gue lihat-lihat, muka lo asem banget belakangan ini," pada akhirnya Desty bertanya, setelah beberapa hari terakhir mengamati perubahan perilaku Angel yang mengherankan. "Atau jangan-jangan ... Pak Jason nggak enak, ya?" Desty tersenyum penuh arti, lalu tertawa cekikikan karena pertanyaannya sendiri.
Angel mendengus. "Justru karena dia enak banget. Makanya gue jadi uring-uringan gini," Angel memutuskan untuk mengungkapkan unek-uneknya, dengan lesu ia menoleh ke arah Desty, "Kayaknya justru sebaliknya deh, Des. Kayaknya service gue deh yang nggak enak. Makanya dia cuekin gue."
Desty mengangguk-angguk kecil. "Bisa jadi sih. Pak Jason pasti sudah punya banyak pengalaman. Nggak kayak lo, mantan lo kan cuma Sam doang."
"Sam nggak bisa dibandingin sama Pak Jason. Kayak langit sama bumi, jauh," Angel cemberut. Ia tidak terima kalau Sam, mantan brengsek yang menyelingkuhinya itu disamakan dengan Pak Jason yang jauh lebih baik dalam segala hal. Entah dari segi rupa ataupun permainan ranjangnya.
"Mana tukang selingkuh lagi," tambah Desty mengompori.
"Jangan bikin gue makin bete deh," Angel protes sambil mengembuskan napas berat. "Bantuin gue mikir, gimana caranya biar gue bisa deket sama Pak Jason."
"Jebak aja lagi," usul Desty asal.
Angel menggeleng lesu. "Gue udah pake cara itu kan minggu lalu. Pasti nggak akan mempan lagi sekarang."
"Who knows, kan belum dicoba," terang Desty optimis, atau lebih tepatnya seperti iblis yang sedang merayu manusia untuk berbuat dosa.
Angel memandang temannya itu ragu-ragu. Haruskah ia mengikuti saran Desty?
Setelah diam sejenak, Angel mengangguk. "Oke, jadi gimana caranya?"
Desty tersenyum penuh arti, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Angel. Gadis itu membisikkan sesuatu yang mengundang Angel seketika melotot tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Spicy
Short StoryKumpulan short story khusus 21+ Trigger warning: mature, adult romance, sex scene, and agegap I already warned you guys, pilihlah bacaan yang sesuai dengan umur kalian ya :) (cover from pinterest)