Mika pikir aktifitas panas itu hanya akan sebatas ciuman saja. Namun saat tangan Bara mulai menjalar ke tempat-tempat sensitifnya yang lain, wanita itu akhirnya menyadari keinginan pria yang sedang memangkunya itu. Tidak salah lagi, Bara sudah dipenuhi oleh birahi. Deru napas yang menggebu serta gerakan tangan yang lihai membelai adalah bukti nyata bahwa Bara sedang menginginkan hal itu dari sang wanita.
"Om mmphh," Mika memukul dada Bara dan berusaha melepas ciuman mereka yang masih bertaut. "Om lagi mabuk," meski Mika juga menginginkannya, tapi seharusnya tidak begini. Tidak saat Bara bahkan tidak sadar dengan apa yang sedang diperbuat olehnya.
Tidak mengindahkan peringatan Mika, pria itu justru melakukan hal-hal yang berada di luar batas. Salah satunya adalah menampar pantat Mika hingga wanita itu mendesis kaget dibuatnya. Jelas Mika menggeleng sebagai respons, meminta Bara untuk menghentikan perbuatannya. "Tolong berhenti, Om. Ini nggak bener."
Suara permohonan Mika sama sekali bukan halangan bagi Bara. Pria itu justru menarik Mika untuk semakin menempel kepadanya. Dengan tangan yang entah sudah sejak kapan menyelip di dalam baju tidur Mika, Bara dengan tergesa melepas kaitan bra dan berakhir mengusap punggung polos itu perlahan. Sengaja menaikkan napsu Mika yang memang sudah hadir sejak tadi.
"Sayang, I need you," bisik Bara sebelum mendaratkan ciuman panasnya kembali ke atas bibir Mika yang mulai membengkak karena ulahnya.
Mika semakin tidak berkutik. Terlebih saat kata mesra itu meluncur mulus dari mulut manis sang pria. Membuatnya terlena, terbuai oleh angan-angan yang menyenangkan. Layaknya bunga yang akhirnya mekar setelah disiram air. Cintanya pun pelan-pelan merekah setelah tertahan sejak lama.
Jika Bara mabuk karena minuman keras yang ia tenggak sejak beberapa jam yang lalu. Maka Mika mabuk karena sikap yang sedang Bara tunjukkan kepadanya. Membelainya. Menyentuh titik sensitifnya. Menatapnya dalam puja. Seolah Mika adalah wanita yang benar-benar dibutuhkan oleh Bara.
Mengenyahkan segala akibat yang akan terjadi keesokan hari, Mika akhirnya mencium Bara terlebih dahulu. Melumat bibir yang beraroma alkohol itu dengan segenap kemampuan yang ia bisa. Meski Mika pernah berciuman dan bahkan melakukan seks dengan mantan pacarnya, tetapi apa yang sedang ia lakukan bersama Bara sungguh berbeda.
Singkatnya, Bara sangat lihai dan berpengalaman. Tidak bisa dibandingkan dengan mantan pacar Mika yang masih amatiran.
Mika suka bagaimana tangan Bara mulai meloloskan baju piamanya hingga terjatuh tak berdaya di lantai. Diikuti oleh bra yang tersangkut di punggung sofa. Bara melakukannya dengan sangat ahli. Apalagi ketika bibirnya mulai menghujani tubuh bagian atas Mika dengan ciuman dan jilatan yang bertubi-tubi.
Lalu puncaknya adalah saat Bara menjamah payudara Mika dengan lidah dan bibirnya. Menjilat dengan gaya seduktif hingga berakhir dengan isapannya di puting tegang sang wanita. Sontak Mika menjerit kaget, lalu disusul oleh desahan yang semakin kerap keluar. "Om mmphh sshh jangan keras-keras. Ngilu," pinta Mika dengan mata yang terpejam menahan sensasi aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Meski mulut Mika seolah menolak, tapi tubuhnya berkata lain. Mika bergerak gelisah meningkahi isapan demi isapan yang dilakukan Bara pada tubuhnya. Rambut Bara yang tidak pernah benar-benar menarik perhatian Mika kini sudah mulai acak-acakan karena Mika meremasnya tanpa henti. Demi mengalihkan diri dari sensasi aneh yang melandanya sejak tadi.
"Om sshh enak banget," desah Mika mengomentari Bara yang memainkan lidahnya dengan nakal di sekitar Payudara Mika.
"Aku akan bikin kamu lebih enak lagi, Sayang," bisik Bara seraya mendongak menatap Mika yang tampaknya sudah tidak sabar dengan apa yang akan pria itu lakukan kepada tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Spicy
Short StoryKumpulan short story khusus 21+ Trigger warning: mature, adult romance, sex scene, and agegap I already warned you guys, pilihlah bacaan yang sesuai dengan umur kalian ya :) (cover from pinterest)