Secret Room - 1

26.6K 175 5
                                    

Tidak ada manusia di bumi yang benar-benar menginginkan pekerjaan menjadi seorang pelacur. Tentu saja hal itu demi harga diri yang harus dijaga dengan segenap hati. Belum lagi karena masyarakat yang memandang pekerjaan pelacur sebagai pekerjaan yang rendah dan hina. Seolah mereka yang berkecimpung di dunia itu adalah manusia menjijikkan yang tidak layak hidup bersama dengan manusia kebanyakan.

Padahal, mereka hanya menawarkan kenikmatan. Menjual sebuah kebahagiaan dengan cara yang berbeda. Dan pada akhirnya tujuannya akan tetap sama dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Dan, kenyataannya, ada segelintir orang yang justru terjerumus ke dalam bisnis lendir itu bukan karena keinginannya. Tapi karena tuntutan hidup yang harus dibayar mahal entah bagaimanapun caranya. Terkadang perkara isi perut memang lebih penting daripada yang lainnya.

Salma, perempuan berusia 18 yang baru saja lulus SMA satu tahun lalu adalah salah satunya. Terpaksa melacurkan diri karena harus menghidupi sang ayah yang kini hanya bisa menghabiskan waktunya sepanjang hari di atas ranjang. Ia tidak punya siapa-siapa untuk dimintai tolong. Ibu, saudara, keluarga, Salma tidak mengenal mereka semua. Yang ia tahu, bahwa kini adalah tugasnya untuk menghidupi ayahnya yang sudah tidak lagi bisa apa-apa.

Lewat bantuan seorang teman yang sudah lebih dulu masuk ke dalam dunia malam itu, Salma akhirnya bertemu dengan Mama Cinta. Ia adalah seorang mucikari yang bertugas menjajakan Salma—dan pelacur-pelacur lainnya—seperti layaknya barang dagangan ke pelanggan. Dan sebagai barang dagangan, Salma tidak punya pilihan terlalu banyak, selain pasrah mengangkangkan kakinya lebar-lebar dan mendesah pura-pura menikmati.

Begitulah hidup membuatnya menjadi seorang Salma yang berbeda sejak setahun terakhir. Dan hidup harus terus berjalan, kan? Seperti sebuah film yang terus bergerak menuju akhir cerita yang terkadang tidak terduga.

***

Salma, malam ini ke Glory Hotel jam 7 malam. Nomor kamar 502.

Begitulah pesan yang ia terima dari Mama Cinta. Salma harus melayani seorang pria hidung belang malam ini. Dan seperti biasa, ia harus kembali berakting pura-pura menikmati dan tergila-gila akan seks yang dilakukan oleh pria itu. Seperti tujuan pekerja jasa pada umumnya, bahwa kepuasan pelanggan adalah yang utama.

Libur dua hari yang ia habiskan hanya untuk mengurus ayahnya akhirnya berakhir sudah. Salma harus kembali bekerja agar ia dan ayahnya tetap bisa makan dan bertahan hidup. Sambil mengumpulkan uang untuk melanjutkan pendidikannya. Biar bagaimanapun, ia tidak boleh selamanya berada di dunia gelap ini. Dan ia telah bertekad bahwa kelak ia akan bekerja di tempat yang layak dan dapat bersanding dengan orang-orang yang menghormatinya sebagai manusia.

Mimpi yang sederhana. Namun tidak sesederhana itu bagi Salma yang tidak memiliki privilese selain doa sang ayah yang selalu menyertai setiap langkah kakinya.

"Yah, Salma berangkat kerja dulu, ya," pamit Salma kepada ayahnya sambil mencium tangan sang ayah. "Baik-baik di rumah sama Mbak Sa, ya."

"Jangan lupa makan malam, Nak. Shift malam itu berat," nasihat ayahnya lembut, yang sampai detik ini belum tahu kalau Salma bukan pelayan makanan cepat saji seperti yang selama ini selalu ia katakan kepada ayahnya.

Salma mengangguk sambil mengulas senyum kecil. Tidak ingin menunjukkan adanya kesedihan di wajahnya. "Ayah juga makan malam yang banyak. Salma pamit ya."

Taksi daring yang Salma pesan sudah tiba di depan rumah kontrakannya saat ia keluar. Dengan mengenakan pakaian rapi, Salma akan pergi ke rumah pelacuran Mama Cinta terlebih dahulu sebelum ke Glory Hotel. Ia harus berdandan dan berganti pakaian agar semakin menarik minat pelanggan yang menyewanya malam ini.

***

Glory Hotel nomor kamar 502. Salma telah berdiri di depan pintu kamar itu sambil menekan bel. Menunggu pria yang sedang di dalam sana membukakan pintu untuknya.

Sweet and SpicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang