Menjadi seorang asisten pribadi atau bahasa kerennya adalah personal assistant—disingkat menjadi PA—adalah pekerjaan yang sesungguhnya gampang-gampang susah. Terlebih untuk fresh graduate seperti Laura di mana pekerjaan itu menjadi pekerjaan pertamanya setelah menganggur kurang lebih empat bulan lamanya. Awalnya Laura melamar posisi sekretaris di kantor itu, namun saat diterima ia justru ditempatkan menjadi personal assistant untuk bosnya sekarang.
Sedikit penjelasan yang mungkin akan mengurai kebingungan. Di kantor tempat Laura bekerja, sekretaris lebih banyak mengurusi dokumen dan administrasi kantor, sedangkan PA lebih banyak mengurusi urusan pribadi atasannya.
Sebenarnya pekerjaannya tidak terlalu sulit bagi Laura yang juga merupakan tipe cekatan. Namun itu berlaku dulu, lebih tepatnya enam bulan yang lalu sebelum bosnya bercerai dan berubah menjadi pria yang galak dan lebih emosional dari biasanya. Kalau dulu Pak Bos—panggilan Laura kepada bosnya—masih agak santai dalam bekerja, tapi sekarang, boro-boro. Pagi ke Surabaya, sore ke Singapura, dan malam balik lagi ke Jakarta.
Yah, namanya orang kaya dan ingin tetap kaya raya. Mobilitas sepadat itu tetap dilakoni demi integritas perusahaan agar terus terjaga baik di mata banyak orang. Namun, jika ditilik lebih lanjut, Laura tahu apa penyebab bosnya semakin gila kerja—yang akhirnya membuat Laura ikut pontang-panting mengatur jadwal atasannya itu.
Bosnya sedang ada di fase berusaha move on. Setelah bercerai karena diselingkuhi oleh sang istri yang kemudian terkuak sebuah fakta bahwa wanita tersebut juga tengah mengandung anak dari selingkuhannya.
Gila, kan? Alur sinetron banget, nggak, tuh?
Tapi, bagaimana Laura bisa tahu itu semua? Tentu saja Laura hapal mati cerita itu karena sehari-hari ia yang mengurusi segala kebutuhan Glen, bosnya. Termasuk jadwal konsultasi dengan pengacara dan datang ke pengadilan sebelum kemudian putusan cerai itu akhirnya ketuk palu enam bulan yang lalu.
Menyedihkan. Laura tidak bisa untuk tidak ikut bersimpati dengan apa yang sedang dirasakan Glen. Namun saat ia menyadari bahwa Glen masih tetap kaya raya, Laura mengurangi rasa dukanya sedikit demi sedikit. Setidaknya Glen saat galau tetap bisa menangis di mobil Ferrari miliknya, atau memesan minuman alkohol harga puluhan juta dan mabuk sepuasnya. Berbanding terbalik dengan Laura yang saat terakhir putus cinta tahun lalu, ia menghabiskan waktunya hanya diam di kamar sambil menonton drama Korea di Netflix bajakan yang ia beli di Twitter dan kaleng-kaleng minuman soda yang menemaninya. Mabuk nggak, kembung iya.
Rumpang yang teramat jauh antara Glen dan Laura. Yang terkadang Laura juga masih tidak bisa relate dengan kehidupan Glen yang serbamudah baginya itu.
Pak Bos : Lau, ke ruangan saya sekarang.
Sudah nyaris pukul 11, biasanya Glen akan meminta kopi keduanya hari ini. Tapi karena kemarin Glen baru saja medical check up dan hasilnya kurang baik—Glen diminta untuk mengurangi kopi—maka sebagai PA yang baik Laura akan mencoba mengingatkan sang bos untuk mengurangi asupan kafeinnya. Semoga saja hari ini Glen tidak tantrum karena tidak mendapatkan gelas kopi keduanya.
Laura menarik napas panjang dan mengembuskannya. Bersiap-siap dengan segala hal yang akan terjadi. Pelan-pelan ia buka pintu ruangan Glen dan berjalan masuk lewat sela pintu yang terbuka. "Ada perlu apa, Pak?" tanya Laura sopan setelah berdiri di depan meja Glen.
Alis pria itu naik sebelah. Muka masamnya sudah menjelaskan segalanya. "Kamu lupa?" tanyanya dengan nada dingin.
Berusaha tetap tenang, Laura pun menjawab. "Kopi? Tapi, Pak, kemarin dokter Bapak bilang kalau Bapak harus mengurangi asupan kafein. Jadi—"
"Tapi saya mau kopi saya sekarang," kata Glen ngotot.
"Maaf, Pak. Saya ganti sama teh aja, gimana? Teh kulit manggis bagus untuk memperbaiki sel dan menjaga daya tahan tubuh. Atau mau teh melati? Saya punya beberapa jenis teh yang bisa Bapak coba," dengan penuh kesabaran Laura mencoba memberi alternatif lain untuk Glen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Spicy
Storie breviKumpulan short story khusus 21+ Trigger warning: mature, adult romance, sex scene, and agegap I already warned you guys, pilihlah bacaan yang sesuai dengan umur kalian ya :) (cover from pinterest)