Secret Room - 4

16.8K 145 4
                                    

Sesuai janji yang telah disepakati Rama dan Salma kemarin. Hari ini adalah jadwal keduanya bertemu.

Rama yang telah diberitahu tempat janjian mereka—di sebuah apartemen yang telah disewa sehari oleh Salma—langsung bergegas menyetir ke tempat itu. Yang kebetulan terletak tidak jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja.

Wajah pria itu sumringah. Ia senang bukan main karena akhirnya dapat bertemu kembali dengan Salma meski lewat transaksi aneh di ruangan kerjanya. Untung saja, Salma mengiyakan hal itu dengan mudahnya. Karena kalau tidak ia mungkin akan semakin frustasi dibuatnya.

Panggilan telepon di ponsel Rama berdering. Rama tersenyum saat mendapati nama Salma di layar ponselnya—yang nomornya baru saja ia dapatkan kemarin siang.

"Halo, Cantik. Saya lagi on the way," kata Rama membuka obrolan sesaat setelah mengangkat teleponnya.

Ada kekehan yang terdengar merdu di seberang telepon sebelum Salma akhirnya bicara. "Mas Rama masih lama, nggak? Kalau masih, aku mau keluar dulu ada perlu."

"Perlu apa?"

"Duh, gimana, ya, ngomongnya."

"Ngomong saja, Salma."

"Aku belum makan dari tadi, mau nyari cemilan dulu sih rencananya atau sekalian makan siang," jujur Salma pada akhirnya.

Helaan napas Rama terdengar, sebelum akhirnya disusul dengan kata-katanya. "Tunggu di sana, kita cari makan siang bareng saja kalau gitu."

"Eh, nggak apa-apa memangnya?"

"Saya juga belum makan kok. Wait for me, jangan ke mana-mana dulu."

"Siap, Pak dokter."

***

Alih-alih langsung bercengkrama di atas ranjang, Rama dan Salma justru memasuki salah satu restoran makanan Indonesia yang ada di dekat kompleks apartemen sewaan Salma untuk mencari makan siang. Setelah sebelumnya pria itu menjemput Salma di depan apartemen tempat mereka janjian.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Rama setelah menduduki salah satu kursi yang berada di area outdoor yang cukup rindang. "Saya mau merokok, do you have a problem with that?"

Salma mengambil tempat di seberang Rama. Ia tampak mengibas tangannya ringan sambil menggeleng. "Nggak masalah, silakan merokok," Salma mulai membuka menu yang ada di atas meja dan memilih mana yang ingin ia makan. Dan akhirnya pilihan Salma jatuh ke menu iga bakar sambal matah dengan nasi daun jeruk.

"Cuma itu?" tanya Rama kepada Salma setelah seorang pelayan membacakan ulang pesanan mereka.

"Kayaknya bakwan jagungnya enak deh. Tapi, nggak akan habis kalau pesan satu porsi," ujar Salma ragu.

"Pesan saja, nanti kita bisa sharing," jawab Rama santai.

Mata Salma langsung berbinar cerah. "Seriusan?"

Rama mengangguk singkat. Mempersilakan Salma untuk memesan apa yang ingin ia makan. Meski pada akhirnya Rama harus membantu wanita itu untuk menghabiskannya.

Makan siang itu berjalan dengan lancar. Makanan yang enak dan suasana yang nyaman. Serta obrolan yang terus bergulir ringan di antara keduanya. Hingga kemudian tibalah ke makanan terakhir yang tersaji di atas meja mereka, sepiring bakwan jagung hangat dan dua gelas es kopi dingin yang menggugah selera.

"Kalau saya boleh tanya, ayah kamu kenapa bisa jadi pasiennya Dokter Jaka?" tanya Rama setelah mencomot satu bakwan jagung dan memakannya.

"Setahun yang lalu Ayah kecelakaan lalu lintas dan tulang belakangnya kena. Hal itu bikin Ayah lumpuh. Makanya sekarang Ayah rutin check up. Dan karena Ayah sama sekali nggak bisa kerja, makanya sekarang aku deh yang kerja," cerita Salma dengan nada ringan, seolah hal itu bukan beban berat yang perlu ditangisi. "Jangan lihat aku pakai tatapan kasihan gitu, deh. Aku baik-baik saja," Salma menatap Rama sambil terkekeh.

"Lalu sekolahmu gimana?" tanya Rama yang sudah terlanjur penasaran dengan cerita wanita di depannya itu.

"Aku tamat SMA. Mau lanjut kuliah juga agak susah karena terhalang biaya dan nggak tahu siapa yang jaga Ayah di rumah. Sekarang karena aku sudah kerja, dan Ayah juga ada yang jagain di rumah, aku berencana untuk lanjut kuliah nanti. Lagi ngumpulin uangnya dulu," Salma mengambil satu bakwan jagung yang ada di piring lalu memakannya dengan santai. Mengabaikan tatapan Rama yang tertuju sepenuhnya kepadanya.

"You are so amazing, Salma. You have to know it."

"Thank you, Mas."

***

Total part ada 1.951 words dan sudah di-update di karyakarsa, thank you 🍑

Sweet and SpicyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang