Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau bukan karena nilai, Jimin tidak mau terlibat kegiatan praktik dalam pelajaran apapun.
Sayangnya ia tidak bisa menolak meski sangat ingin melarikan diri. Contohnya saja pelajaran olahraga yang mengharuskan kegiatan nyata sesudah teori yang disampaikan sebelumnya.
Bahkan Jimin sempat berpikir untuk menjadikan riwayat maagnya sebagai alasan. Tapi sekali lagi, nilainya akan kosong nanti. Dan kekosongan itu bisa membuat Ayah kecewa.
Satu kolom saja dalam laporan hasil nilainya begitu berharga.
Setidaknya jika Jimin tidak bisa memberikan jumlah nilai yang luar biasa, ia tidak boleh membuat kekosongan disana.
Satu kolom pun.
"Oke, Tim pertama akan main duluan." Guru Nam, tenaga pengajar dibidang olahraga memberi arahan pada tim yang akan melakukan putaran pertama permainan.
Sementara timnya Jimin harus menunggu putaran ketiga. Dalam rentang dua putaran yang lumayan lama, Jimin terus memperhatikan cara bermain dari tim lain. Cara mereka mendapatkan kemenangan dan cara mereka mempertahankan status menangnya, Jimin mencoba memahami alurnya.
Semakin lama waktu yang habis terulur, semakin dibuat gugup. Jimin tidak bisa tenang dalam duduknya. Matanya melihat pada tiap-tiap pasang mata dari anggota timnya. Takut sekali kalau permainannya nanti akan mengecewakan.
Takut kepanikannya tiba-tiba datang dan mengacaukan keadaan.
Jimin sudah akan menyerah, mengumpulkan keberanian untuk memilih mundur saja. Namun waktu tidak memihaknya. Baru juga Jimin ingin membuat alasan, timnya sudah dipanggil duluan untuk turun ke lapangan, melakukan putaran ketiga permainan.
Mereka sepuluh lawan sepuluh. Jimin ditempatkan ditengah sebab, seluruh anggota timnya tahu kalau menaruh Jimin dibagian depan barisan hanya akan membuat mereka kalah sebelum melakukan apa-apa. Tetapi masih punya hati juga untuk tidak secara terang-terangan menempatkan Jimin di paling belakang.
Salah satu nilai plus dalam kegiatan ber-tim, tentu solidaritas bukan membuang.
Jimin sendiri tidak menyangkal hal itu. Katakanlah harga dirinya cukup terluka sebab dipandang lemah. Tapi itu jauh lebih baik daripada Jimin harus menanggung resiko besar disalahkan.
Lawan tim Jimin adalah timnya In-Gyu. Orang yang pernah terlibat perkelahian dengan Taehyung, perkara menghina bunda Jimin tempo hari. Gara-gara itu pula, Taehyung sempat dapat teguran dari guru meski tidak sampai ke telinga Ayah.
Parahnya lagi, Taehyung ada didalam timnya In-Gyu. Tom and Jerry itu jadi satu. Tapi kinerja tim mereka bagus, sampai memenangkan dua putaran permainan.